Liputan6.com, Washington - Presiden Amerika Serikat Joe Biden ingin memperkuat hubungan dengan Jepang di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Fumio Kishida. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat senior pemerintah AS pada Rabu, 29 September setelah menteri luar negeri Kishida terpilih menjadi ketua partai yang berkuasa di Jepang.
"Amerika Serikat sangat mementingkan aliansi AS-Jepang yang merupakan landasan perdamaian, keamanan, serta kemakmuran di Indo-Pasifik dan di seluruh dunia," kata pejabat itu.
Ia menambahkan bahwa Presiden Joe Biden berharap dapat bekerja sama dengan PM Jepang yang baru untuk memperkuat kerja sama AS-Jepang di tahun-tahun mendatang.
Advertisement
Dilansir The Japan Times, Kamis (30/9/2021), kedua negara telah memperdalam hubungan dalam rangka melawan ketegasan China yang berkembang di kawasan itu.
Michael Green, wakil presiden senior untuk Asia dan Jepang di Center for Strategic and International Studies dan wadah pemikir untuk Washington mengungkapkan visi AS. Pemerintahan Biden kemungkinan akan menjangkau "dengan cepat" untuk "mengembangkan kemitraan yang kuat" dengan PM Jepang Kishida dalam konteks intensifikasi persaingan Amerika-China.
"Ada ukuran, jika bukan keputusasaan, tentang aliansi AS-Jepang – karena cara China di bawah (kepemimpinan) Xi Jinping menjadi sangat agresif, sangat ambisius, dan sangat memaksa. Oleh karena itu, ada urgensi untuk aliansi ini," kata Green.
Â
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Antipasi AS Terhadap Kembalinya Kepemimpinan 'Revolving Door' Jepang
Amerika Serikat juga kemungkinan akan mengamati dengan cermat apakah Kishida dapat memperkuat kekuasaan dan mencegah Jepang kembali ke era yang disebut oleh AS kepemimpinan 'pintu berputar' (revolving door). Fumio Kishida adalah seorang politisi veteran berusia 64 tahun yang sebelumnya dicirikan oleh para kritikus kurang karisma.
"Apakah akan ada pergantian cepat perdana menteri Jepang, dan semua kekakuan serta ketidakpastian yang diciptakan ini dalam implementasi kebijakan?" Tanya Green.
Memperhatikan bahwa Jepang – dalam setiap bidang bersaing dengan China yang dipedulikan AS – dari teknologi hingga demokrasi dan diplomasi. Green menambahkan bahwa fokus hubungan bilateral ini bukan tentang "penyelarasan", melainkan tentang "eksekusi strategi".
Kishida akan menggantikan PM Yoshihide Suga yang mengundurkan diri setelah hanya satu tahun menjabat di tengah kritik terkait upaya pemerintahannya terhadap Covid-19.
Pendahulu Suga, Shinzo Abe yang menjabat selama hampir 8 tahun hingga September 2020, memperluas peran keamanan Jepang di luar negeri dengan melonggarkan batasan yang diberlakukan oleh Kontritusi pasifis pascaperang, sebuah keputusan yang disambut oleh Amerika Serikat.
Namun, sebelum Abe menjabat pada Desember 2012 dan akhirnya menjadi perdana menteri terlama di Jepang, negara itu memiliki enam perdana menteri dalam enam tahun, termasuk masa jabatan pertama Abe dari 2006-2007.
Advertisement
Firasat Baik AS Tentang Kishida
Green menggambarkan Kishida sebagai orang yang dapat diandalkan di mata para pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP), tetapi mencatat bahwa tantangannya adalah "menyesuaikan diri dengan suasana hati publik". Hal ini disebut Green sebagai kekuatan sekaligus kelemahan Kishida.
Ia menambahkan bahwa keterusterangan Kishida tentang isu-isu demokrasi, Taiwan dan Hong Kong mungkin akan selaras dengan Biden yang telah memprioritaskan hak asasi manusia dan promosi demokrasi dalam kebijakan luar negerinya.
"Kami mengamati proses demokrasi pemilihan perdana menteri baru dengan penuh minat, dan kami berharap dapat melanjutkan pekerjaan kami dengan pemerintah Jepang, sekutu yang teguh di seluruh agenda luas kami dalam masalah regional dan global," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Kishida diperkirakan akan terpilih sebagai perdana menteri dalam sesi Diet (parlemen nasional Jepang) luar biasa, mulai Senin, 4 Oktober mendatang. Hal ini dikarenakan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dan sekutu koalisi juniornya memegang mayoritas di kedua majelis Diet.
Â
Penulis: Anastasia Merlinda