Liputan6.com, Kabul - Kondisi ekonomi di Afghanistan belum stabil. Sejak Taliban berkuasa, harga makanan naik tajam.
Badan PBB mengumumkan bahwa bahaya malnutrisi di Afghanistan bisa berdampak ke sekitar sejuta anak. Padahal, sebelum ini lebih dari 1,5 juta anak sudah mengalami malnutrisi.
Advertisement
"Sekitar 14 juta orang di Afghanistan mengalami kesulitan makanan hari ini, 3,5 juta di antaranya adalah anak-anak, yang kami perkirakan mengalami malnutrisi akut ada sekitar 1 juta orang," ujar Salam Al-Janabi, spesialis komunikasi UNICEF di Afghanistan, seperti dikutip dari Tolo News, Senin (4/10/2021).
Menurut Salam, UNICEF dan World Food Programmed (WFP) telah bekerja sekuat mungkin selama dua bulan terakhir. Mereka berhasil menolong 40 ribu anak.
"Sekitar 40 ribu anak-anak disediakan dengan pengobaan untuk malnutrisi akut yang parah," ujar Salam.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Susah Makan 1 Kali Sehari
Pejabat di RS Anak Indira Gandhi berkata banyak tempat perawatan malnutrisi telah tutup, sebab fasilitas-fasilitas kesehatan Afghanistan sedang menghadapi kekurangan suplai medis.
Dr. Farid Andishmand telah mendengarkan suara masyarakat yang kesulitan mencari makan.
"Apa yang orang-orang bilang adalah mereka tidak bisa mendapatkan bahkan satu porsi makanan sehari, dan kekurangan makanan yang baik dan sehat menyebabkan malnutrisi," ujarnya.
"Jika ini terus-terusan begini, negara ini akan mengalami krisis kesehatan," ujarnya.
Kepala RS Anak Indira Gandhi, Mohammad Latif Bahir, juga khawatir karena bantuan internasional menurun. Ia pun berharap aliran bantuan dilanjutkan.
"Kami ingin negara-negara di dunia melanjutkan donasi mereka," ucapnya.
Advertisement