Sukses

Ilmuwan Klaim Terumbu Karang Buatan Lebih Baik dari yang Alami, Ini Alasannya

Terumbu karang buatan mampu meningkatkan koloni ikan lebih baik daripada terumbu alami.

Liputan6.com, Sydney - Terumbu alami yang mendukung ekosistem dan menjaga laut tetap sehat menghilang karena perubahan iklim. Sekarang, para peneliti mengklaim bahwa terumbu buatan lebih efektif dalam menyelesaikan pekerjaan daripada yang terbentuk secara alami.

Faktanya, terumbu buatan manusia membantu meningkatkan populasi spesies ikan di New South Wales Australia, klaim para peneliti.

Kesehatan terumbu karang ditentukan oleh kemampuannya untuk menarik ikan umpan dan pemangsa. Studi baru dari Australia mengklaim bahwa terumbu buatan tidak hanya berdiri lebih tinggi dari terumbu alami, tetapi juga lebih tahan lama, seperti yang dikutip dari India Times, Kamis (7/10/2021).

Wilayah Australia di New South Wales akan segera mendapatkan terumbu buatan kesembilannya untuk melawan penipisan alami terumbu karang di sepanjang pantai Australia, termasuk kerusakan yang terjadi pada Great Barrier Reef.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Perubahan Iklim Buat Terumbu Alami Perlahan Menghilang

Dengan pemutihan karang massal yang sedang berlangsung, terumbu buatan dapat membantu melindungi ekosistem dan mencegah gelombang berkekuatan tinggi menghantam pantai, mirip dengan terumbu alami.

Studi ini dilakukan oleh para profesor di Fakultas Ilmu Biologi, Bumi dan Lingkungan Universitas New South Wales di mana para ilmuwan saat ini mengamati manfaat terumbu buatan dibandingkan dengan terumbu alami, ABC Australia melaporkan. 

"Karena terumbu alami terkikis dan luntur, mereka tidak memiliki relief vertikal itu," kata Dr Suthers.

Dengan temuan ini, terumbu karang buatan bisa menjadi norma di Australia dan di tempat lain di mana terumbu karang yang terbentuk secara alami saat ini sedang sekarat karena pemutihan yang disebabkan oleh perubahan iklim.

 

Reporter: Cindy Damara