, Moskow - Delapan anggota delegasi Rusia di NATO dituding melakukan kegiatan mata-mata. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Kamis 7 Oktober 2021 bahwa aliansi itu mencabut akreditasi terhadap kedelapan orang tersebut.
Mengutip laporan DW Indonesia, Sabtu (9/10/2021), kedelapan pejabat itu akan dicabut aksesnya ke markas NATO di Brussel mulai akhir bulan karena mereka diyakini diam-diam bekerja sebagai perwira intelijen. NATO juga mengurangi jumlah posisi delegasi terakreditasi dari Rusia dari 20 menjadi 10 orang.
"Keputusan untuk menarik akreditasi delapan anggota delegasi Rusia ke NATO dilakukan berdasarkan kegiatan intelijen, karena (mereka) ini adalah perwira intelijen Rusia yang tidak diumumkan," kata Jens Stoltenberg. "Kami telah melihat peningkatan kegiatan jahat Rusia, setidaknya di Eropa, dan oleh karena itu kami perlu bertindak."
Advertisement
Kepala NATO itu mengatakan, keputusan tersebut tidak "terkait dengan peristiwa tertentu" - namun tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang dimaksud.
Selanjutnya Jens Stoltenberg menerangkan, saat ini "hubungan antara NATO dan Rusia berada pada titik terendah sejak akhir Perang Dingin. Dan itu (terjadi) karena perilaku Rusia."
Hubungan antara Barat dan Rusia telah merosot dalam beberapa tahun terakhir sejak pencaplokan Krimea oleh Kremlin tahun 2014, dan keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina timur.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Status Pengamat Rusia di NATO
Rusia sejak lama memiliki status pengamat di NATO, yang dimaksudkan untuk mempromosikan kerja sama di bidang keamanan dalam kerangka Dewan Nato-Rusia. Namun pertemuan rutin Dewan NATO-Rusia terhenti sejak 2019 karena meningkatnya ketegangan.
Saling terkait, peledakan gudang amunisi dan peracunan SkripalJens Stoltenberg menjelaskan, sebenarnya NATO "siap untuk terlibat dalam dialog yang berarti dengan Rusia, dan kami juga siap mengadakan pertemuan Dewan NATO-Rusia. NATO sudah lama mengundang Rusia untuk melanjutkan konsultasi, kata Stoltenberg."
"Sejauh ini, Rusia belum merespons secara positif."
Delegasi Rusia di NATO sebelumnya sudah dirampingkan, setelah kasus peracunan mantan agen Rusia Sergei Skripal dan putrinya di Inggris dengan agen saraf Novichok, yang dilakukan anggota dinas rahasia Rusia. Namun Rusia hingga saat ini membantah keterlibatannya.
Media Sky News melaporkan, keputusan mengusir delegasi Rusia di NATO muncul setelah bulan April lalu terungkap informasi tentang ledakan fatal di gudang amunisi Ceko pada tahun 2014. Praha mengatakan, ledakan fatal itu melibatkan dua mata-mata Rusia - yang diidentifikasi juga terlibat dalam peracunan Skripal.
Pengungkapan kasus itu oleh Ceko menyebabkan saling usir puluhan diplomat antara Uni Eropa dan Rusia.
Advertisement