Liputan6.com, Roma - Pada tanggal 9 Oktober 1963, tanah lonsor di Italia menyebabkan lebih dari 2.000 orang kehilangan nyawa ketika gelombang air besar yang datang tiba-tiba dan membanjiri bendungan.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari laman History, Jumat (8/10/2021), bendungan Diga del Vajont dibangun di Ngarai Vaiont untuk memasok listrik tenaga air ke Italia Utara. Terletak 10 mil (16 km) timur laut Belluno, itu naik 875 kaki (266 m) di atas Sungai Piave di bawah dan lebar 75 kaki (23 m) penuh di dasarnya. Pembangunan bendungan menciptakan waduk besar, yang menampung lebih dari 300.000 kaki kubik air.
Sementara bendungan dibangun dengan kokoh, sayangnya lokasi yang dipilih buruk.
Ngarai Vaiont terletak di bagian Pegunungan Alpen yang dikenal karena ketidakstabilannya. Pada tahun 1963, daerah tersebut mengalami hujan lebat—sekitar 90 inci pada 9 Oktober. Pada pukul 22:41, tanah basah tidak dapat lagi menahan dan tanah longsor besar datang dari Gunung Toc, menyebabkan tumpukan besar tanah dan batu jatuh ke dalam reservoir dengan kecepatan sekitar 70 mil per jam.
Dampak dari puing-puing menyebabkan gelombang besar air naik setinggi 300 kaki di atas permukaan bendungan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ribuan Orang Tewas, Insinyur Bunuh Diri
Pekerja yang tinggal di sepanjang bendungan tewas seketika. Air yang dipindahkan jatuh di atas bendungan dan masuk ke Sungai Piave di bawahnya. Lalu menyerbu ke sungai dan menelan kota Longarone. Dalam beberapa menit kota itu hampir lenyap dan hampir 2.000 orang tewas.
Gelombang seperti tsunami kemudian mengalir ke San Martino, di mana ia menewaskan ratusan lainnya.
Setelah bencana, Mario Pancini, insinyur proyek bendungan, dipanggil ke pengadilan untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang diketahui tentang geologi daerah tersebut sebelum pembangunan bendungan.
Ia bunuh diri sebelum panggilan berikutnya.
Â
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement