Sukses

Paus Fransiskus Mulai Proses Reformasi Gereja Katolik di Dunia

Paus Fransiskus meluncurkan upaya reformasi gereja Katolik di seluruh dunia.

Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus mengambil kebijakan baru di gereja Katolik usai terkuaknya skandal pedofilia di gereja Prancis. Kebijakan ini akan melibatkan paroki katolik di seluruh dunia.

Dilaporkan BBC, Senin (11/10/2021), Vatikan akan melakukan kebijakan konsultasi di paroki-paroki tersebut selama dua tahun ke depan. Proses konsultasi ini bernama "Demi Sebuah Gereja Sinodal: Komuni, Partisipasi, dan Misi.

Ada tiga karakteristik dalam proses tersebut, yakni Pertemuan, Mendengarkan, dan Mendiskusikan. Vatikan akan buka pintu untuk mendengarkan paroki dan keuskupan terkait berbagai isu.

Paus Fransiskus menekankan pentingnya bagi gereja untuk saling bertemu dan mendengarkan, bukan hanya bersikeras terhadap ajarannya.

"Mari jangan buat hati kita kedap suara. Mari jangan membarikade diri kita dengan kepastian kita ... Marilah kita mendengarkan satu sama lain," ujar Paus Fransiskus seperti dikutip Vatican News.

Setelah proses dua tahun ini selesai, para uskup akan diundang ke Vatikan di Oktober 2023. Paus Fransikus diprediksi akan menulis apostolic exhortation (anjuran apostolik) terkait keputusan dari proses konsultasi itu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Skandal Pedofilia di Prancis

Di tengah persiapan proses reformasi ini, Vatikan dibuat geger oleh skandal pedofilia di gereja Katolik Prancis. Ada lebih dari 200 ribu anak yang menjadi korban sejak 1950-an. 

Paus Fransiskus mengungkap rasa malunya setelah kasus pedofilia masif terkuak di Gereja Katolik Prancis. Korban mencapai 216 ribu anak. 

Kejahatan itu terkuak dari komisi independen yang dibentuk oleh organisasi-organisasi kristen di Prancis. Tujuan komisi itu adalah untuk mencari tahu kebenaran mengenai tuduhan-tuduhan pelecehan seks. 

"Sungguh memprihatinkan bahwa ini jumlah yang sangat besar. Saya ingin mengungkapkan kepada para korban kesedihan dan keprihatinan saya atas trauma yang mereka derita," katanya seperti dilansir Dilaporkan VOA News, Kamis (7/10).

"Ini juga merupakan rasa malu saya, rasa malu kami, karena ketidakmampuan gereja yang terlalu lama untuk tidak menyoroti masalah ini."

Ia meminta semua uskup dan para pemimpin agama untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan "agar peristiwa serupa tidak terulang'' di kemudian hari.

Paus juga mengungkapkan "kedekatan dan dukungannya'' bagi para pemimpin gereja Prancis dalam menghadapi ujian yang sulit ini dan meminta umat Katolik Prancis untuk memastikan bahwa gereja tetap menjadi tempat yang aman bagi semua orang.