Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un meninjau pameran sistem senjata dan berjanji untuk membangun militer yang "tak terkalahkan", karena ia menuduh Amerika Serikat sebagai "akar penyebab" ketidakstabilan dunia.
Dalam upaya berkelanjutan yang nyata untuk membuat jurang pemisah antara Washington dan Seoul, Kim Jong-un juga mengatakan upayanya untuk membangun militer Korut agar tidak menjadi target adu domba.
Baca Juga
Dikutip dari laman The Guardian, Selasa (12/10/2021), Kim Jong-un memberikan pidato di pameran Pengembangan Pertahanan Bela Diri tahun 2021.
Advertisement
Ini merupakan sebuah acara yang dimaksudkan untuk menandai ulang tahun ke-76 dari partai Buruh yang berkuasa. Media Korea Selatan melaporkan bahwa ini adalah acara pertama yang diadakan oleh Korea Utara.
Kim Jong-un menyebut Amerika Serikat sebagai sumber ketidakstabilan di semenanjung Korea, Kim juga mengatakan tujuan terpenting negaranya adalah memiliki "kemampuan militer yang tak terkalahkan" yang tidak dapat ditantang oleh siapa pun.
Pemerintahan Joe Biden telah berulang kali menyatakan tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara, tetapi Kim mengatakan di pameran itu: "Saya sangat ingin tahu apakah ada orang atau negara yang percaya itu."
Pidato Kim Jong-un datang setelah Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir menguji coba rudal jelajah jarak jauh, senjata yang diluncurkan dengan kereta api, dan apa yang dikatakan banyak pihak sebagai hulu ledak hipersonik.
Pyongyang berada di bawah beberapa sanksi internasional atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya yang dilarang, yang telah membuat kemajuan pesat di bawah kepemimpinan Kim.
Pada tahun 2017, ia menguji rudal yang dapat mencapai seluruh benua AS dan melakukan ledakan nuklir paling kuat hingga saat ini, dan Pyongyang mengatakan bahwa perlu persenjataan untuk melindungi diri dari invasi AS.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kegagalan KTT AS-Korut
Pada tahun 2018, Kim menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang bertemu dengan presiden AS yang sedang menjabat di KTT Singapura dan menjadi berita utama.
Tetapi proses pembicaraan sebagian besar terhenti sejak pertemuan kedua di Hanoi pada tahun berikutnya yang gagal lantaran tak menemui titik temu.
Pemerintahan Biden mengatakan, pihaknya bersedia bertemu dengan pejabat Korea Utara kapan saja atau di mana saja, tanpa prasyarat, dalam upayanya untuk mengupayakan denuklirisasi.
Washington dan Seoul adalah sekutu keamanan dan AS menempatkan sekitar 28.500 tentara di Selatan Korea tersebut untuk mempertahankannya dari tetangganya yang pernah menyerbu pada 1950.
Korea Selatan dan AS mengadakan latihan militer bersama pada Agustus 2021. Latihan perang selalu membuat marah Pyongyang, yang menganggapnya sebagai persiapan untuk invasi.
Pekan lalu, Pyongyang dan Seoul menghubungkan kembali hotline lintas batas mereka sebagai tanda mencairnya hubungan, dengan hanya beberapa bulan tersisa bagi Moon Jae-in sebagai presiden. Ia punya ambisi untuk melakukan reunifikasi di bawah kepemimpinannya.
Advertisement