Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru Bank Dunia menunjukkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tak akan tembus 7 persen hingga 2023. Ekonomi Indonesia akan mentok di 5 persen, sama seperti sebelum pandemi COVID-19.
Prediksi itu berasal dari laporan Long COVID dari Bank Dunia pada 27 September 2021.
Baca Juga
Ekonomi Indonesia pada 2021 diprediksi mencapai tumbuh 3,7 persen pada 2021, meski Bank Dunia memprediksi ada potensi ekonomi naik 4,4 persen untuk tahun ini.
Advertisement
Selanjutnya di 2022, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,2 persen, lalu turun 5,1 persen di 2023.
Prediksi Bank Dunia itu tak sesuai dengan janji Presiden Joko Widodo yang sempat berjanji ekonomi akan meroket 7 persen.
Pada laporan Long COVID tersebut, negara-negara berkembang di Asia Tenggara yang ekonominya melesat di 2022 antara lain Malaysia dan Vietnam. Keduanya diprediksi tumbuh 5,8 persen.
Vietnam menjadi juara dengan pertumbuhan 6,5 persen pada 2022 dan 2023.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen
Sebelumnya dilaporkan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2022 akan tumbuh di angka 5,2 persen.
Prediksi tersebut dinilai realistis karena telah mempertimbangkan berbagai dinamika pemulihan dan reformasi struktural untuk mendorong kinerja perekonomian yang lebih akseleratif.
Meski begitu, pemerintah akan tetap mengantisipasi risiko ketidakpastian yang masih membayangi kinerja perekonomian nasional ke depan.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 diperkirakan sebesar 5,2 persen. Perkiraan tersebut cukup realistis dengan mempertimbangkan dinamika pemulihan dan reformasi struktural," kata Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR RI, Jakarta , Kamis (30/9/).
Ditinjau dari sumber pertumbuhannya, Sri Mulyani mengatakan kinerja ekonomi tahun tahun akan ditopang oleh pulihnya konsumsi masyarakat, investasi, dan perdagangan internasional. Tingkat kepercayaan masyarakat yang meningkat akan mendorong kinerja konsumsi dan membaiknya sisi produksi yang menggerakkanperekonomian.
Pemerintah bersama otoritas moneter akan berupaya dalam mengendalikan inflasi untuk menjaga keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi seluruh masyarakat. Penguatan dan penyempurnaan program perlindungan sosial yang semakin tepat sasaran bagi masyarakat miskin dan rentan akan mewujudkan pemerataan pembangunan.
Advertisement