Sukses

Ledakan Lagi di Masjid Syiah Afghanistan Saat Salat Jumat, ISIS-K Diduga Dalangnya

Gambar-gambar dari dalam Masjid Fatemieh Afghanistan menunjukkan ledakan membuat jendela pecah dan sejumlah jenazah tergeletak di tanah sementara jemaah lainnya berusaha membantu.

Liputan6.com, Kandahar - Sebuah ledakan menghancurkan masjid Syiah saat salat Jumat di Kota Kandahar, Afghanistan. Sedikitnya 16 orang tewas dan 32 lainnya luka-luka akibat peristiwa tersebut.

Mengutip BBC, Jumat (15/10/2021), gambar-gambar dari dalam Masjid Fatemieh menunjukkan jendela pecah dan sejumlah jenazah tergeletak di tanah sementara jemaah lainnya berusaha membantu.

Sejauh ini penyebab ledakan belum jelas tetapi diduga bom bunuh diri.

Seorang saksi mengatakan kepada AFP bahwa dia mendengar tiga ledakan - di pintu utama, tempat para jemaah wudu, dan ledakan ketiga.

Masjid itu penuh dengan orang pada saat ledakan terjadi, setidaknya 15 ambulans berada di tempat kejadian.

Pasukan khusus Taliban telah mengamankan situs tersebut dan telah meminta orang-orang untuk mendonorkan darah guna membantu para korban, lapor Reuters.

Koresponden BBC Afghanistan, Secunder Kermani, mengatakan bahwa IS-K/ ISIS-K, cabang lokal dari Kelompok ISIS, diperkirakan berada di balik serangan itu. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Ledakan Bom Saat Salat Jumat Sebelumnya

Jumat lalu, serangan bom bunuh diri juga terjadi di sebuah masjid Syiah selama salat Jumat. Kali itu di kota utara Kunduz dan menewaskan sedikitnya 50 orang.

IS-K/ISIS-K mengatakan mereka melakukan serangan itu, yang merupakan serangan paling mematikan sejak pasukan AS pergi pada akhir Agustus.

IS-K/ISIS-K adalah yang paling ekstrem dan kejam dari semua kelompok militan di Afghanistan, dan dengan keras menentang pemerintahan Taliban.

Taliban mengambil alih Afghanistan setelah pasukan asing menarik diri dari negara itu pada akhir Agustus menyusul kesepakatan yang disepakati dengan AS.

Itu terjadi dua dekade setelah pasukan AS menyingkirkan militan dari kekuasaan pada 2001.