Sukses

Studi Sebut Beruang Kutub Bisa Punah pada Akhir Abad ke-21, Ini Penyebabnya

Para ilmuwan memprediksi es laut akan menipis sehingga dapat menyebabkan beruang kutub punah.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi memprediksi bahwa pada akhir abad ke-21, es laut Arktik mungkin hilang selama muslim panas, hal ini bisa mendorong beruang kutub dan spesies lain yang bergantung pada es menuju kepunahan. Penurunan es laut arktrik terus menurun sejak awal catatan satelit pada tahun 1979.

Dilansir Live Science, Minggu (17/10/21), salah satu area di Bumi yang mengandung es secara signifikan adalah wilayah Arktik. Ini mencakup area seluas lebih dari 380.000 mil persegi (1 juta kilometer persegi) dari pantai barat Kepulauan Arktik Kanada ke pantai utara Greenland.

Ketika para ilmuwan menamai wilayah es setebal 13 kaki (4 meter), mereka mengira itu akan bertahan selama beberapa dekade.

Skenario mengenai perubah iklim, es laut akan menipis secara dramatis pada tahun 2050. Skenario yang paling optimis, di mana emisi karbon segera dan drastis dibatasi untuk mencegah pemanasan terburuk, dapat mengakibatkan sebagian terbatas dari es yang bertahan di wilayah tersebut.

Para peneliti mengatakan dalam skenario paling pesimistis, dimana beruang kutub serta anjing laut dapat menghilang pada tahun 2100. Lapisan es laut Arktik tumbuh dan menyusut setiap tahun, mencapai batas minimumnya pada akhir musim panas yang mencair pada bulan September sebelum pulih kembali pada musim gugur dan musim dingin untuk mencapai batas maksimumnya pada bulan Maret.

Menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC), karena karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya semakin berkontribusi pada pemanasan atmosfer, rentang es laut telah di antara batas yang semakin menyusut, dengan membawa 15 luasan es laut terendah dalam catatan satelit.

NSIDC melaporkan hal yang lebih buruk lagi bahwa bahwa jumlah es Kutub Utara yang lebih tua dan lebih tebal yang bertahan setidaknya satu musim pencairan berada pada rekor terendah, sekitar seperempat dari total yang dicatat oleh survei satelit pertama 40 tahun lalu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Prediksi para Ilmuwan

Penurunan lapisan es yang lebih dramatis dapat memiliki efek melumpuhkan pada kehidupan hewan yang tinggal di, atau di bawah, jaringan es yang bergeser, termasuk ganggang fotosintesis, krustasea kecil, ikan, anjing laut, narwhal, paus kepala busur, dan beruang kutub. Beruang kutub sangat rentan terhadap kepunahan jika es hilang.

Pergeseran habitat yang cepat ini dapat menyebabkan beruang kutub punah atau menyebabkan kawin silang yang lebih luas dengan beruang grizzly (Ursus arctos horribilis), yang jangkauannya meluas ke utara saat iklim menghangat, laporan dari Live Science.

Proses ini pada akhirnya dapat menggantikan beruang kutub dengan beruang "pizzly" hibrida. Meskipun demikian, dalam skenario peningkatan emisi yang lebih pesimistis, para peneliti memperkirakan es musim panas dan ekosistem yang bergantung pada es akan menghilang.

Pada 9 Agustus, laporan penting dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB mengeluarkan peringatan keras bahwa Bumi diperkirakan akan mencapai ambang kritis: peningkatan suhu global 1,5 derajat Celcius (2,7 derajat Fahrenheit) karena perubahan iklim dalam 20 tahun ke depan.

Selain itu, laporan IPCC yang bocor ke publikasi Spanyol CTXT memperingatkan bahwa emisi gas rumah kaca global harus mencapai puncaknya dalam empat tahun ke depan jika pemanasan global ingin tetap berada dalam 1,5 C.

 

Penulis : Alicia Salsabila

3 dari 3 halaman

Infografis Semua Vaksin Covid-19 Program Nasional Gratis, Laporkan bila Berbayar