Liputan6.com, Christchurch - Kota Christchurch di Selandia Baru telah resmi memutuskan untuk mengakhiri kontrak gaji Ian Brackenbury Channell setelah 23 tahun menjadi Penyihir.
Ian Brackenbury Channell, merupakan seorang pria yang telah mempromosikan kota Christchurch melalui "tindakan sihirnya" di alun-alun kota sambil berdiri di tangga dan mengenakan jubah panjang dan topi runcingnya.
Dilansir BBC, Senin (18/10/2021), Kota Christchurch kini telah mengakhiri kontraknya, dengan mengatakan bahwa kota ini akan menuju ke arah yang lebih modern dan beragam. Menurut situs web Dewan Kota, Christchurch adalah satu-satunya kota di Selandia Baru yang memiliki Penyihir resmi sejak 1982.
Advertisement
Channell mengatakan bahwa dia sudah tidak cocok lagi dengan suasana kota, karena dia adalah seorang provokator. "Mereka adalah sekelompok birokrat yang tidak memiliki imajinasi," tambahnya.
Sejak ia memulai sebagai penyihir resmi lebih dari dua dekade lalu, Channell telah dibayar sekitar Rp 519 Ribu di bawah status bebas pajak. Ia juga telah memegang SIM Selandia Baru dengan nama The Wizard.
Baca Juga
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Awal Mula Channell Menjadi Penyihir di Kota Christchurch
Ian Brackenbury Channell atau yang biasa dipanggil Mr Channell ini lahir di London, ia belajar sosiologi dan psikologi di Universitas Leeds sebelum pindah ke Australia untuk mengajar sosiologi di Universitas New South Wales. Di Kota Christchurch, ia dianggap sebagai daya tarik wisata di kota tersebut.
Ia telah melakukan tarian hujan di Selandia Baru dan Australia saat kekeringan, dan berada di daftar Penghargaan Ulang Tahun Ratu pada tahun 2009. Penyihir ini juga sangat menonjol selama protes terhadap pembongkaran bangunan warisan setelah gempa bumi Christchurch di tahun 2011 lalu.
Mr Channell bahkan dinyatakan sebagai karya seni hidup oleh Asosiasi Direktur Galeri Seni Selandia Baru pada tahun 1982. Namun, dia juga pernah dikritik karena pernyataannya tentang wanita, "jangan pernah menyerang seorang wanita karena mereka terlalu mudah memar" saat berada di acara komedi.
Pada awal 1970-an, ia pindah Christchurch dan menjadi pengunjung tetap di alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian Penyihir. Mengetahui hal tersebut, polisi segera mencoba menangkapnya, tetapi ini membuat publik marah, dan sebagai gantinya alun-alun dibuat menjadi area berbicara di depan umum. Hingga pada akhirnya pada tahun 1990, perdana menteri saat itu, Mike Moore, meminta agar dia segera mempertimbangkan untuk menjadi Penyihir resmi Selandia Baru.
Â
Penulis: Vania Dinda Marella
Advertisement