Liputan6.com, Jakarta - Orang tua mungkin akan merasa lebih tua saat mendengar generasi muda menggunakan kata-kata slang atau frasa gaul dan tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Generasi muda yang dimaksud merujuk pada generasi yang menyebut-nyebut diri mereka sebagai Gen Z.
Jika Anda ragu mengenai demografi yang dimaksud dengan Gen Z, istilah ini digunakan untuk menggambarkan kelompok anak muda yang lahir setelah tahun 1996. Untuk penggambaran lebih simpel tanpa melibatkan perhitungan, usia tertua dalam demografi Gen Z akan berusia 24 tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
Generasi yang lebih tua seperti milenium (kelahiran 1981-1996) atau Gen X (kelahiran 1965-1980) mungkin mengenal kata slang LOL yang merupakan singkatan dari Laugh Out Loud (tertawa terbahak-bahak). Namun, perkembangan kemunculan kata-kata slang ini sangat besar, benar-benar banyak.
Hal ini mungkin disebabkan oleh popularitas media sosial yang semakin banyak digunakan selama dunia mengalami pandemi COVID-19. Tentu saja, kata-kata slang sering digunakan saat bertukar pesan secara daring.
Mengutip dari laman familyeducation.com, Sabtu (23/10/2021), berikut adalah daftar kata atau frasa gaul dalam kamus Gen Z yang populer:
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Cancel Culture
Cancel culture adalah bentuk memperalukan secara online untuk mengungkapkan kekecewaan terhadap pandangan atau tindakan seorang tokoh masyarakat, perusahaan, atau organisasi. Ini adalah cara Gen Z menggunakan suara mereka di media sosial, sering kali untuk kebaikan.
Kasus paling hangat terkait cancel culture mungkin adalah yang menimpa aktor drama korea, Kim Seon-ho setelah kasus paksaan aborsi yang beredar belum lama ini. Contoh lain adalah aktor ternama Hollywood, Johnny Depp yang dilanda cancel culture setelah kabar miring terkait dirinya dan mantan istri, membuatnya batal main di waralaba Fantastic Beasts serta sejumlah film lainnya. Budaya ini tidak main-main.
Perilaku cancel culture sebenarnya memiliki akar sejarah yang panjang, tetapi telah dipercepat dalam beberapa tahun terakhir berkat dominasi media sosial.
Advertisement
2. No Cap
Istilah ini digunakan untuk menegaskan bahwa yang sedang dibicarakan adalah jujur, nyata, dan otentik.
Menurut Urban Dictionary, ungkapan tersebut berasal dari referensi untuk gigi emas dekoratif. Terbagi menjadi dua variasi, yaitu gigi emas permanen ("perm") atau topi/cap ("pencabutan"). Jika cap dapat ditarik keluar dengan mudah, sedangkan perm, seperti namanya, bersifat permanen.
Jadi, "no cap" berarti tidak dapat "dikeluarkan" atau "dicabut". Istilah ini adalah ekspresi jujur dan abadi dari realitas penggunanya.
3. Glow Up
Glow up menggambarkan perubahan atau transformasi dari buruk menjadi baik dalam beberapa cara. Jika menurut Anda potongan rambut baru membuat Anda lebih menarik, Anda bisa menyebutnya sebagai "glow up".
Ketika ditelusuri, frasa ini pertama kali digunakan pada Agustus 2013. Saat itu, rapper Chief Keef merilis "Gotta Glo Up One Day."
Advertisement
4. Stan
Stan merupakan gabungan dari dua kata yaitu, Stalker (penguntit) dan Fan (penggemar). Setelah melebur menjadi "stan", artinya adalah penggemar obsesif terhadap sesuatu, biasanya artis, tetapi tidak pada tingkat yang menyeramkan.
"I Stan BTS" (Saya menggemari BTS), begitulah kira-kira contoh penggunaan yang kerap ditemukan. Referensi kata ini berasal dari lagu Eminem dengan judul "Stan" yang rilis pada tahun 2000.
5. Spill The Tea dan Sip Tea
"Tea" dalam spill the tea merujuk pada gosip yang menjadi fokus utama dalam suatu perbincangan. Sementara itu, ungkapan "sip tea", digunakan saat Anda hanya duduk dan mendengarkan "tea" atau gosip sebagai kontribusi dalam pembicaraan tersebut.
Jadi, ketika Anda menanyakan "Apa yang kalian lakukan semalam?" kepada teman Anda dan dijawab dengan, "Sip tea," (minum teh) berarti mereka baru saja bergosip, bukan benar-benar minum teh. Namun, perlu ditanyakan kejelasan konteks jawaban yang mereka maksud.
Advertisement
6. Ghosting
Layaknya hantu yang tidak kelihatan dan menghilang, sama dengan arti dari frasa gaul "ghosting" yang artinya menjadi hantu untuk seseorang. Maksudnya, hilang, tidak secara harfiah, biasanya terjadi pada kencan lewat maya.
Kata ini digunakan pertama kali pada awal 2000-an, biasanya mengacu pada kencan dan hubungan romantis. Istilah ini sering digunakan dalam diskusi tentang aplikasi kencan.
7. Simp
Simp artinya sesorang yang melakukan terlalu banyak usaha untuk orang yang mereka sukai. Atau jika disederhanakan, tergila-gila.
Istilah ini muncul di New York Times pada awal tahun 1923, ketika surat kabar tersebut melaporkan sebuah surat dari seoang Lillian Henderson yang mengkritik anggota dua klub di Atlantic City untuk pria yang belum menikah.
Kata ini juga muncul dalam lirik lagu dari rapper Too Short pada 1985.
Advertisement
8. Hypebeast
Hypebeast digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlalu peduli pada hal-hal yang populer. Hal populer yang dimaksud biasanya berupa barang-barang mahal yang dikenakan.
Istilah ini berakar pada sejarah streetwear, tidak heran kaitannya sangat erat dengan fesyen. Dilansir dictionary.com, istilah ini pernah digunakan oleh Kevin Ma pada 2005 di situs web untuk mendokumentasikan minat fesyennya. Dia memilih untuk menyebutnya Hypebeast sebagai istilah atau kata slang untuk pengejar tren.
9. High-key dan Low-key
Low-key artinya dengan tenang atau rahasia. Anda mungkin sering mendengar kalimat, "Keep it low-key" (Jaga ini sebagai rahasia). Sementara itu, high-key kebalikannya. "I high-key want to be there right now," (Aku sangat ingin berada di sana sekarang).
Istilah ini telah digunakan sehari-hari tanpa sadar berkat Drake. Namun, penggunaan ini pertama kali datang dari rapper Styles P dalam lagunya yang bertajuk Young Roddy dirilis pada September 2013.
Advertisement
10. Periodt
Kata ini seperti menegaskan sesuatu yang tak terbantahkan. Mengungkap fakta yang biasanya digunakan di akhir kalimat.
"That's what happened. Periodt." (Itulah yang terjadi. Titik).
Istilah ini awalnya kerap digunakan oleh komunitas LGBT kulit hitam dan saat ini telah digunakan secara universal.
Â
Penulis: Anastasia Merlinda