Sukses

7 Serangan Udara Ethiophia di Tigray dalam Sepekan Targetkan Gudang Senjata Pemberontak TPLF

Ethiopia melancarkan serangan bom lewat udara ke pemberontak barat di Tigray.

Liputan6.com, Addis Ababa - Militer Ethiopia melancarkan serangan udara ke fasilitas yang dikuasai pemberontak di barat Tigray pada Minggu 24 Oktober 2021, kata seorang pejabat pemerintah. Serangan udara ketujuh di wilayah yang dilanda perang dalam sepekan.

"Hari ini front barat (Mai Tsebri) yang menjadi posko pelatihan dan komando militer kelompok teroris TPLF menjadi sasaran serangan udara," kata juru bicara pemerintah Selamawit Kassa, merujuk pada Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Perdana Menteri, Abiy Ahmed telah terkurung dalam perang melawan TPLF sejak November lalu, meskipun Tigray sendiri hanya mengalami sedikit pertempuran sejak akhir Juni, ketika pemberontak menguasai sebagian besar wilayah paling utara Ethiopia dan sebagian besar militer mundur.

Namun, pada Senin 25 Oktober, angkatan udara Ethiopia melancarkan dua serangan di ibu kota Tigray, Mekele, yang menurut PBB menewaskan tiga anak dan melukai beberapa orang lainnya.

Sejak itu ada tiga serangan lagi di Mekele dan satu lagi menargetkan apa yang pemerintah gambarkan sebagai gudang senjata di Kota Agbe, seperti dilansir dari Arab News, Senin (25/10/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Kelaparan Menyelimuti Warga Tigray

Serangan itu bertepatan dengan peningkatan pertempuran di wilayah Amhara, selatan Tigray.

Mereka telah mendapat teguran dari kekuatan Barat. Amerika Serikat pada pekan lalu mengutuk eskalasi kekerasan yang terus berlanjut yang menempatkan warga sipil dalam bahaya.

Sebuah serangan pada hari Jumat di Mekele memaksa penerbangan PBB yang membawa 11 anggota kemanusiaan untuk kembali ke ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, dan PBB kemudian mengumumkan menangguhkan penerbangan dua kali seminggu ke wilayah tersebut.

Konflik telah memicu ketakutan akan kelaparan yang meluas, karena PBB memperkirakan telah mendorong 400.000 orang di Tigray ke dalam kondisi terpuruk seperti kelaparan.

 

Reporter: Cindy Damara