Liputan6.com, Khartoum - Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas dan sekitar 140 lainnya terluka setelah tentara menembaki massa yang menentang pengambilalihan militer di Sudan.
Dilansir dari BBC, Selasa (26/10/2021), para pengunjuk rasa turun ke jalan setelah angkatan bersenjata membubarkan pemerintahan sipil, menangkap para pemimpin politik dan menyerukan keadaan darurat pada hari Senin.
Advertisement
Pasukan dilaporkan pergi dari rumah ke rumah di ibu kota Khartoum untuk menangkap penyelenggara protes lokal.
Kudeta yang terjadi di Sudan telah dikutuk di seluruh dunia, dan AS pun menghentikan bantuan senilai $700 juta.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aksi Unjuk Rasa Terhadap Militer
Pemimpin kudeta, Jenderal Abdel Fattah Burhan, menyalahkan pertikaian politik atas aksi militer tersebut.
Para pemimpin sipil dan rekan-rekan militer mereka telah berselisih sejak penguasa lama Omar al-Bashir digulingkan dua tahun lalu.Â
Saat malam tiba pada hari Senin, sejumlah besar pengunjuk rasa berada di jalan-jalan Khartoum - dan kota-kota lain.Â
Seorang pengunjuk rasa yang terluka mengatakan kepada wartawan bahwa dia ditembak di kaki oleh tentara di luar markas militer, sementara pria lain menggambarkan militer menembakkan granat kejut pertama, kemudian peluru tajam.
"Dua orang meninggal, saya melihat mereka dengan mata kepala sendiri," kata Al-Tayeb Mohamed Ahmed. Serikat dokter Sudan dan kementerian informasi juga menulis di Facebook bahwa penembakan fatal terjadi di luar kompleks militer.Â
Advertisement