Sukses

27 Oktober 1659: Hari Eksekusi Bagi Dua Quaker Inggris Lantaran Masalah Keyakinan

Quaker adalah sebuah gerakan Kristen yang didirikan oleh George Fox di Inggris. William Robinson dan Marmaduke Stevenson merupakan dua martir yang dieksekusi di Amerika untuk pertama kalinya.

Liputan6.com, Washington, D.C - Religius Society of Friends sebuah kelompok yang anggota dikenal sebagai Quaker, adalah sebuah gerakan Kristen yang didirikan oleh George Fox di Inggris pada awal 1650-an.

Dilansir dari laman History, Selasa (26/10/2021), William Robinson dan Marmaduke Stevenson, dua Quaker yang datang dari Inggris pada tahun 1656 untuk menghindari penganiayaan agama, dieksekusi di Koloni Teluk Massachusetts karena keyakinan mereka.

Keduanya telah melanggar undang-undang yang disahkan oleh Pengadilan Umum Massachusetts tahun sebelumnya, yakni melarang Quaker dari koloni di bawah hukuman mati.

Quaker menentang otoritas gereja pusat dan lebih memilih untuk mencari wawasan spiritual dan konsensus melalui pertemuan Quaker egaliter.

Mereka mendorong kesetaraan gender dan menjadi penentang perbudakan yang paling vokal di Amerika awal.

Robinson dan Stevenson, yang digantung di pohon elm di Boston Common di Boston, adalah Quaker pertama yang dieksekusi di Amerika.

Quaker menemukan penghiburan di Rhode Island dan koloni lainnya, dan undang-undang anti-Quaker Massachusetts kemudian dicabut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

John Woolman dan Lucretia Mott

Pada pertengahan abad ke-18, John Woolman, seorang Quaker abolisionis, melakukan perjalanan ke koloni-koloni Amerika, berkhotbah dan memajukan tujuan anti-perbudakan.

Dia mengorganisir boikot produk yang dibuat oleh tenaga kerja budak dan bertanggung jawab untuk meyakinkan banyak komunitas Quaker untuk secara terbuka mencela perbudakan.

Lain dari banyak Quaker abolisionis penting adalah Lucretia Mott, yang bekerja di Kereta Api Bawah Tanah pada abad ke-19, membantu memimpin budak buronan menuju kebebasan di negara bagian Utara dan Kanada.

Di tahun-tahun berikutnya, Mott menjadi pemimpin dalam gerakan hak-hak perempuan.

 

Reporter: Ielyfia Prasetio