Sukses

Top 3: Jokowi Berharap ASEAN Jadi Lokomotif Stabilitas dan Kesejahteraan Terpopuler

Berita terpopuler edisi Rabu (27/10/2021) meliputi harapan Jokowi bahwa ASEAN menjadi lokomotif stabilitas hingga gadis Afghanistan yang belajar menjahit karena dilarang Taliban.

Liputan6.com, Jakarta - Jokowi berharap agar ASEAN benar-benar dapat menjadi lokomotif stabilitas dan kesejahteraan kawasan. Berita seputar KTT ASEAN ini pun menjadi yang terpopuler di kanal Global Liputan6.com edisi Rabu (27/10/2021).

Selanjutnya, Presiden China Xi Jinping hingga Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan tidak menghadiri KTT G20 di Roma juga jadi sorotan.

Beralih ke berita lainnya yang mencuri perhatian adalah gadis di Afghanistan belajar menjahit karena dilarang Taliban untuk bersekolah. 

Simak ketiga berita terpopuler di kanal Global Liputan6.com edisi Rabu (27/10/2021):

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

1. Jokowi Harap ASEAN Jadi Lokomotif Stabilitas dan Kesejahteraan di Kawasan

Indonesia ingin ASEAN benar-benar dapat menjadi lokomotif stabilitas dan kesejahteraan kawasan.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Jokowi ketika menghadiri KTT ASEAN ke-39 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Selasa 26 Oktober 2021.

Dalam pandangan Presiden, tahun ini bukan tahun yang mudah bagi ASEAN.

 Simak selengkapnya di sini...

3 dari 4 halaman

2. Presiden China Xi Jinping hingga Vladimir Putin Tak Bakal Hadir di KTT G20 di Roma

Presiden China Xi Jinping tidak akan menghadiri KTT ekonomi terkemuka Kelompok Dua Puluh (G20) Roma secara langsung.

Dalam KTT G20 tersebut, China akan diwakili oleh menteri luar negerinya sementara Xi Jinping, yang kehadirannya diragukan untuk beberapa waktu, akan bergabung dengan KTT dari jarak jauh, kata salah satu sumber terdekat.

Baca selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

3. Dilarang Taliban Sekolah, Gadis Afghanistan Belajar Jahit

Para gadis-gadis Afghanistan tidak bisa sekolah maupun kuliah selama Taliban berkuasa. Kini mereka pun memilih untuk belajar menjahit. 

Kursus jahit itu ada yang disediakan di Provinsi Herat. Kemampuan menjahit diharapkan menjadi modal agar para gadis Afghanistan bisa mencari nafkah. 

Selengkapnya di sini...