Sukses

Perluas Kemitraan Strategis AS-ASEAN, Joe Biden Bakal Kucurkan Dana Hingga Rp 1,4 T

Berikut ini sejumlah poin penting dalam maksud kerja sama antara Amerika Serikat dan ASEAN.

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Joseph R. Biden, Jr. mengikuti KTT AS-ASEAN tahunan bersama para pemimpin negara anggota ASEAN dan Sekretaris-Jenderal ASEAN pada 26 Oktober. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mempererat kemitraan dengan ASEAN serta sentralitasnya dan menyambut baik Pandangan ASEAN Tentang Indo-Pasifik atau ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

Dalam keterangan tertulis dari kedutaan besar AS di Jakarta yang dikutip Kamis (28/10/2021), Joe Biden disebutkan menggarisbawahi komitmen teguh Amerika Serikat terhadap kawasan dan berjanji untuk memperdalam kerja sama dalam menghadapi tantangan yang ada. Hal itu mencakup bekerja dengan para sekutu dan mitra untuk mempertahankan dari ancaman terhadap tatanan berbasis aturan internasional dan juga untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Joe Biden mengumumkan Amerika Serikat bermaksud untuk memberikan hingga 102 juta dolar atau sekitar Rp 1,4 triliun dalam bentuk inisiatif baru untuk memperluas Kemitraan Strategis AS-ASEAN, guna mendukung pemulihan kawasan dari COVID-19, mengatasi krisis iklim, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mengembangkan sumber daya manusia.

Selain itu, Joe Biden menggarisbawahi pentingnya kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan ASEAN, menyoroti upaya baru untuk memperluas kerja sama tingkat tinggi AS-ASEAN dalam lima hal yakni bidang kesehatan, iklim, energi, transportasi, dan pemberdayaan gender. Ia menegaskan kembali komitmen AS untuk mengakhiri pandemi COVID-19 dan membangun kembali dengan lebih baik untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi di masa depan, termasuk menyediakan lebih dari 40 juta dosis vaksin dan lebih dari 200 juta dolar dalam bentuk bantuan kesehatan dan kemanusiaan darurat untuk negara-negara anggota ASEAN untuk memerangi COVID-19.

Joe Biden juga mendesak tindakan berani untuk memperkuat sistem kesehatan dan keamanan kesehatan, mengurangi krisis iklim, dan menegaskan kembali dukungan AS untuk membangun kembali dengan lebih baik (build back better) dan mendorong pemulihan hijau (green recovery).

Ia juga menyatakan keprihatinan mendalam terkait kudeta militer dan kekerasan mengerikan di Burma dan meminta rezim militer Burma untuk segera mengakhiri kekerasan, membebaskan mereka yang ditahan secara tidak adil, dan memulihkan jalan Burma menuju demokrasi. Ia menyatakan dukungannya terhadap upaya ASEAN untuk meminta pertanggungjawaban rezim militer Burma terhadap Lima Poin Konsensus.

"Hubungan antara Amerika Serikat dan ASEAN sangat krusial bagi masa depan satu miliar rakyat kedua negara kita. Kemitraan kita sangat penting untuk dapat mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, yang telah menjadi fondasi keamanan dan kesejahteraan bersama kita selama puluhan tahun. Dan Amerika Serikat sangat mendukung Pandangan ASEAN dan Indo-Pasifik – terkait Indo-Pasifik dan tatanan regional berbasis aturan," kata Joe Biden.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Prakarsa Baru untuk Memperluas Kemitraan Strategis AS-ASEAN

Joe Biden mengumumkan Amerika Serikat bermaksud untuk menyediakan hingga 102 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun dalam prakarsa baru untuk memperluas Kemitraan Strategis AS-ASEAN dalam KTT AS-ASEAN 26 Oktober, yang mencerminkan komitmen mendalam Pemerintahan Biden-Harris terhadap peran sentral ASEAN dalam visi AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Berikut ini sejumlah poin penting dalam maksud kerja sama antara Amerika Serikat dan ASEAN:

Masa Depan AS-ASEAN dalam Bidang Kesehatan: Amerika Serikat berkomitmen untuk memimpin perjuangan global melawan pandemi COVID-19. Amerika Serikat bermaksud  menyediakan hingga 40 juta dolar dalam upaya-upaya baru guna mempercepat penelitian bersama, memperkuat kapasitas sistem kesehatan, serta mengembangkan modal sumber daya manusia generasi berikutnya dalam bidang kesehatan melalui prakarsa Masa Depan Kesehatan AS-ASEAN.

Upaya-upaya ini sebagai tambahan atas lebih dari 3,5 miliar dolar yang telah diinvestasikan oleh Amerika Serikat dalam mendukung kesehatan publik di ASEAN selama 20 tahun terakhir.

Prakarsa masa depan kesehatan akan membantu mengatasi pandemi yang sedang terjadi sekarang ini serta memperkuat kemampuan ASEAN untuk mencegah, mendeteksi, serta menanggapi wabah zoonosis dan penyakit menular lainnya di masa depan. Kegiatan-kegiatan dalam prakarsa ini dapat mencakup hal-hal berikut:

  • Memperluas Sistem Koordinasi Darurat Kesehatan Publik ASEAN dari USAID (APHECS) untuk mendukung negara-negara anggota ASEAN menanggapi COVID-19 serta darurat kesehatan publik lainnya melalui kerangka kerja regional untuk mengarahkan koordinasi dan komunikasi dalam hal darurat kesehatan publik.
  • Memberikan hibah untuk penelitian penyakit menular yang sedang muncul di ASEAN antara ilmuwan AS dan ilmuwan karier tahap awal di Asia Tenggara, termasuk fokus untuk mempromosikan kesetaraan gender di bidang ini.Mendukung proyek-proyek untuk membantu mengendalikan penyebaran tuberkulosis yang terkait dengan  masalah lintas batas dan migrasi dengan mengembangkan sistem pelaporan transnasional serta rencana tindakan nasional berkenaan dengan tuberkulosis.
  • Bermitra dengan rumah sakit-rumah sakit regional melalui kesepakatan kerjasama CDC yang baru untuk mendeteksi dan menahan laju ancaman penyakit menular yang muncul sebelum penyebaran terjadi.Mempromosikan kerja sama untuk mengembangkan, mengimplementasikan, serta menegakkan regulasi serta praktik-praktik terbaik untuk menurunkan risiko transmisi penyakit dari satwa liar serta memperkuat mekanisme untuk memonitor, peringatan dini, pengawasan, pencegahan, serta pengendalian penyakit-penyakit zoonosis.
  • Memperluas Jaringan Alumni Kerja Sama Masa Depan AS-ASEAN dalam bidang Kesehatan melalui peningkatan kapasitas dengan program-program yang mencakup program pelatihan keterampilan unggulan bagi para pemimpin muda (YSEALI), Beasiswa Manajemen Darurat Kesehatan Publik dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat AS, serta program-program Fullbright AS-ASEAN.
  • Menyediakan bantuan USAID untuk memperkuat konvergensi standar-standar kefarmasian serta kualitas produk di ASEAN.
  • Berbagi informasi serta memperkuat jaringan untuk mendeteksi serta memerangi patogen serta vektor-vektor tinggi ancaman yang kebal antibiotik, mencegah resistensi antimikrobial, serta meningkatkan pertukaran teknis mengenai ancaman kesehatan dan pendemi yang muncul. Mentransformasikan angkatan kerja kesehatan negara-negara ASEAN serta kurikulum universitas jurusan kesehatan masyarakat dan melatih tenaga profesional bidang kesehatan generasi berikutnya melalui pendekatan multidisiplin melalui proyek Satu Angkatan Kerja Kesehatan – Generasi Berikutnya atau  One Health Workforce - Next Generation (OHW-NG)
  • Meningkatkan peran serta melalui kerja sama tingkat Menteri ASEAN-AS.

Masa Depan AS-ASEAN Terkait  Iklim: Amerika Serikat bermaksud menyediakan hingga 20,5 juta dolar untuk sebuah parakarsa baru Kerja Sama Iklim AS-ASEAN yang didedikasikan untuk menanggulangi krisis iklim serta mempertahankan target mendesak tentang pembatasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius tetap dalam jangkauan. Kegiatan-kegiatan Prakarsa ini dapat mencakup hal-hal berikut ini:

  • Meluncurkan Program U.S.-ASEAN Climate Action guna mendukung lingkungan hidup serta pembangunan berkelanjutan ASEAN melalui riset, koordinasi, dan inovasi tentang perubahan iklim serta peningkatan implementasi Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC)
  • Bermitra dengan komunitas negara anggota ASEAN melalui program Katalis Udara Bersih USAID untuk lebih memahami sumber-sumber polusi lokal dan mengidentifikasi solusi yang mengarah pada progres berkelanjutan untuk udara yang lebih bersih, dan lebih sehat.
  • Meningkatkan adaptasi iklim melalui prakarsa USAID SERVIR Mekong dengan NASA, yang memanfaatkan teknologi pegindraan jarak jauh serta data terbuka untuk membantu menangani tantangan-tantangan pembangunan yang terkait dengan iklim yang terus berubah.
  • Memperluas upaya-upaya tenaga listrik pintar melalui Program Tenaga Listrik Pintar Asia Tenggara USAID untuk mendekarbonisasi dan memperkuat sistem tenaga listrik kawasan tersebut dengan meningkatkan perdagangan energi regional serta percepatan penerapan teknologi energi bersih.
  • Berinvestasi dalam proyek Ikan Berkelanjutan Asia yang baru dari USAID untuk memperkuat peran regional ASEAN dalam bidang perikanan, menangani masalah-masalah gender dan perburuhan, meningkatkan perdagangan ikan dan kepatuhan, mempromosikan alat-alat untuk memerangi penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur.
  • Meluncurkan program Transpor Pintar Asia untuk mendukung praktik-praktik terbaik serta teknik-teknik canggih untuk memperbaiki sistem transportasi serta standar ekonomi bahan bakar, meningkatkan penggunaan teknologi transportasi bersih, serta menurunkan konsumsi energi dan emisi.
  • Mengembangkan Dana Inovasi Bisnis Kota Pintar untuk membantu kota-kota di ASEAN dalam mengembangkan dan mengadopsi inovasi yang mendukung perubahan transformatif yang diperlukan untuk menangani tantangan-tantangan urban saat ini dan masa depan.
  • Meningkatkan keterlibatan melalui suatu kerja sama tingkat Menteri bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim ASEAN-AS serta melanjutkan kerja sama tingkat Menteri Energi ASEAN-AS yang diadakan pada September 2021. 

Masa Depan Ekonomi AS-ASEAN: Pemerintahan Biden terus berupaya untuk mempromosikan pertumbuhan dan peluang ekonomi serta pembangunan kembali secara lebih baik dari dampak serius  ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Amerika Serikat berencana untuk memberikan 10 juta dolar dalam bentuk pinjaman baru serta penawaran   memberikan tambahan hingga 10 juta dolar dalam bentuk pendanaan baru untuk mendukung kerja sama AS-ASEAN dalam bidang perdagangan dan inovasi. Kegiatan-kegiatan prakarsa ini dapat mencakup yang berikut:

  • Memperluas dukungan USAID untuk mendukung Satu Pintu ASEAN dengan maskud memperkuat pengembangan secara global sistem Satu Pintu yang dapat saling dioperasikan guna memfasilitasi perdagangan di seluruh kawasan Pasifik serta mengadopsi praktik-praktik internasional yang terbaik dalam teknologi bea cukai.
  • Meluncurkan Program Kerja Sama Inovasi Teknologi dan Ilmu Pengetahuan (STIC) untuk mendukung proyek-proyek inovatif, mendukung ekonomi digital, serta memfasilitasi koneksi antara laboratorium publik dan swasta, akademia, pembuat kebijakan, industri, dan asosiasi bisnis di Amerika Serikat dan ASEAN.
  • Menyediakan dana melalui U.S. International Development Finance Corporation (DFC) kepada Integra Partners Fund II L.P., sebuah dana modal ventura yang berfokus pada melakukan investasi berdampak di Asia Tenggara pada tahap awal, investasi teknologi berorientasi dampak yang menjembatani kesenjangan signifikan antara permintaan dan penawaran dalam jasa keuangan, asuransi, serta perawatan kesehatan.
  • Meningkatkan keterlibatan bidang transportasi melalui suatu kerja sama tingkat Menteri Transportasi ASEAN-AS. 

Masa Depan Biliun: Amerika Serikat berkomitmen untuk menggabungan satu miliar orang kami dan sedang mengumumkan rencana untuk memberikan 16 juta dolar dalam bentuk pinjaman terkait pendidikan, 1.5 juta dolar untuk pelatihan guru Bahasa Inggris, serta penawaran   hingga 4 juta dolar dalam bentuk pendanaan baru untuk mempromosikan persamaan derajat dan kesetaraan gender. Kegiatan Prakarsa ini dapat mencakup yang berikut:  

  • Mendukung program-program dan prakarsa gender ASEAN seperti Kerangka Kerja Strategis Pengarusutamaan Gender ASEAN dan agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan ASEAN.
  • Meluncurkan jaminan portofolio pinjaman bersama Pintek, sebuah lembaga pemberi pinjaman digital berbasis di Indonesia yang memfasilitasi pinjaman untuk pelatihan kejuruan dan pendidikan tinggi.
  • Memberikan pinjaman 20 tahun DFC untuk mendukung Universitas Fulbright Vietnam (FUV) di Ho Chi Minh City, universitas seni liberal independen, nirlaba pertama di Vietnam.
  • Memperkuat hubungan antar masyakarat  dengan negara-negara ASEAN melalui prakarsa “Pelatihan Guru Bahasa Inggris Plus” untuk meningkatkan kapasitas nasional untuk pengajaran Bahasa Inggris di negara-negara ASEAN.
  • Meningkatkan dan mempromosikan persamaan derajat, dan kesetaraan gender, serta pemberdayaan melalui kerja sama tingkat Menteri urusan Perempuan ASEAN.

Presiden berharap dapat bekerja sama dengan Kongres untuk mendukung prakarsa-prakarsa penting ini.

 

 

3 dari 3 halaman

Infografis Joe Biden Prediksi Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi