Liputan6.com, Tokyo - Putri Mako dan suaminya akan meninggalkan Jepang dan dilaporkan tinggal bersama di apartemen satu kamar di New York City, Amerika Serikat.
Pindah ke AS dilakukan setelah ia melepaskan gelar kerajaan dan melangsungkan pernikahan di Tokyo, Jepang demikian dikutip dari dalam Dailymail, Kamis (28/10/2021).
Mako (30) putri tertua Putra Mahkota Fumihito dan keponakan Kaisar Naruhito yang memerintah, menikah dengan kekasihnya yang ia temui di bangku universitas, Kei Komuro -- seorang rakyat biasa.
Advertisement
Baca Juga
Hukum suksesi Jepang yang ketat melarang wanita naik ke Tahta dan memaksa mereka untuk melepaskan gelar jika mereka menikahi orang biasa.
Pasangan itu berencana untuk pindah ke AS dan tinggal di New York City di mana Komuro bekerja sebagai pengacara di firma hukum Lowenstein Sandler LLP yang berbasis di New-Jersey.
Putri Mako dan suaminya berencana untuk menyewa apartemen satu kamar yang akan mereka biayai sendiri, lapor penyiar Jepang NHK.
Biaya sewa apartemen satu kamar tidur di lingkungan yang paling dicari di New York, seperti West Village di Manhattan bagian bawah, berkisar dari US$ 3.000 hingga US$ 11.000 per bulan (Rp 42 juta hingga Rp 156 juta).
Pernikahan Putri Mako dianggap sangat sederhana. Sang putri hanya mengenakan rok biru dengan seikat bunga putih, berpamitan kepada orang tuanya, Putra Mahkota Akishino dan ibunya Putri Kiko.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diterpa Isu Tak Sedap
Mako dan Komuro adalah teman sekelas di International Christian University di Tokyo, ketika mereka mengumumkan pada September 2017 bermaksud untuk menikah pada tahun berikutnya, tetapi perselisihan keuangan muncul dua bulan kemudian dan pernikahan itu ditangguhkan.
Perselisihan itu melibatkan uang yang diterima ibu Komuro dari mantan tunangannya, yang dipertikaikan sebagai pinjaman atau hadiah. Ayah Mako meminta Komuro mengklarifikasi masalah itu, dan Komuro menulis pernyataan membela diri tetapi masih belum jelas apakah perselisihan itu telah diselesaikan sepenuhnya.
Pasangan itu memberikan jawaban tertulis atas beberapa pertanyaan yang diajukan oleh media sebelumnya, termasuk pertanyaan tentang masalah keuangan ibu Komuro, karena Mako telah menyatakan kekhawatirannya untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan itu secara langsung.
Mako pulih dari apa yang digambarkan oleh para dokter istana awal bulan ini sebagai gangguan stres traumatis yang muncul setelah melihat liputan media yang negatif tentang rencana pernikahan mereka, terutama serangan terhadap Komuro.
Komuro, 30 tahun, berangkat ke New York pada 2018 untuk belajar hukum dan baru kembali ke Jepang bulan lalu. Rambutnya, yang diikat dengan kuncir kuda, menarik banyak perhatian dan kritik karena dianggap sebagai pernyataan berani untuk seorang warga biasa yang menikahi seorang putri dalam keluarga kekaisaran yang terikat kuat oleh tradisi.
Advertisement