Liputan6.com, Jakarta - Pengiriman makanan melalui robot bukan lagi fiksi ilmiah. Ratusan robot kecil yang mampu menampung sekitar empat pizza besar menjelajahi beberapa sekolah tinggi bahkan trotoar kota di AS dan Inggris.
Dilansir AP, Selasa (2/11/21), sebelum Virus Corona COVID-19Â menyerang, robot sedang diuji dalam jumlah terbatas. Perusahaan mengatakan kekurangan tenaga kerja terkait pandemi dan preferensi yang berkembang untuk pengiriman tanpa kontak telah mempercepat penyebaran.
Advertisement
Baca Juga
Alastair Westgarth, CEO Starship Technologies mengatakan bahwa "kami melihat permintaan untuk penggunaan robot sangat tinggi". Starship memiliki lebih dari 1.000 robot dalam armadanya, naik dari hanya 250 pada tahun 2019.
Ratusan lainnya akan segera dikerahkan. Robot itu mengantarkan makanan di 20 perguruan tinggi AS, dan 25 unit lagi akan segera ditambahkan.
Robot itu juga juga beroperasi di trotoar di Milton Keynes, Inggris, Modesto, California dan kampung halaman perusahaan di Tallin, Estonia. Desain robot tersebut bervariasi, ada yang memiliki empat roda dan enam.
Umumnya, robot menggunakan kamera, sensor, GPS dan terkadang pemindai laser untuk menavigasi trotoar dan bahkan menyeberang jalan secara mandiri.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengambilan Makanan Melalui Kode di Ponsel
Robot tersebut bergerak dengan kecepatan sekitar 5 mph. Pelanggan dapat mengambil makanan mereka dengan mengetik kode ke ponselnya.
Namun, robot ini memiliki kekurangan yaitu listrik, sehingga harus diisi ulang secara teratur. Selain itu, mereka lambat karena umumnya berada dalam radius kecil yang telah dipetakan sebelumnya.
Robot ini juga tidak fleksibel, sehingga pelanggan tidak dapat memberi tahu robot untuk meninggalkan makanan di luar pintu, misalnya. Menurut Bill Eay, seorang analisis di perusahaan konsultan Gartner, pengiriman melalui robot akan berkembang sangat cepat.
Ray mengatakan ada beberapa masalah mengenai robot, misalnya sekelompok anak yang mengelilingi dan mencoba membingungkan arah robot. Starship sempat menghentikan layanan di University of Pittsburgh pada 2019 setelah pengguna kursi roda mengatakan robot memblokir aksesnya ke jalan. Tetapi universitas mengatakan pengiriman dilanjutkan setelah Starship mengatasi masalah ini.
Patrick Sheck, seorang junior di Bowling Green State University di Bowling Green, Ohio, mendapat kiriman dari robot Starship tiga atau empat kali seminggu tepat pada waktu makan siang. Bowling Green dan Starship mengenakan biaya sekitar Rp 27.000 untuk setiap pengiriman robot.
Advertisement
Mengelilingi Perguran Tinggi dan Jalanan
Rival Kiwibot, dengan kantor pusat di Los Angeles dan Medellin, Columbia, mengatakan sekarang memiliki 400 robot yang melakukan pengiriman di perguruan tinggi dan di pusat kota Miami. Grubhub baru-baru ini bermitra dengan pembuat robot Rusia Yandex untuk menyebarkan 50 robot di kampus Ohio State University di Columbus, Ohio.
Pesanan pengiriman AS melonjak 66% pada tahun yang berakhir pada Juni, menurut NPD, sebuah perusahaan data dan konsultan.
Ji Hye Kim, koki dan mitra pengelola Ann Arbor, Michigan, restoran Miss Kim, sangat bergantung pada pengiriman robot ketika ruang makannya ditutup tahun lalu. Kim telah bermitra dengan perusahaan robot lokal, Refraction AI, sesaat sebelum pandemi dimulai.
Kim lebih memilih robot daripada perusahaan pengiriman pihak ketiga seperti DoorDash, yang mengenakan biaya lebih besar secara signifikan dan terkadang membatalkan pesanan jika mereka tidak memiliki cukup driver. Kim mengatakan robot juga menggairahkan pelanggan, yang sering memposting video interaksi mereka.
Permintaan pengiriman telah menurun sejak ruang makannya dibuka kembali, tetapi robot masih mengirimkan sekitar 10 pesanan per hari.
Pengiriman Melalui Robot
Dalam survei baru-baru ini, 75% pemilik restoran AS mengatakan kepada National Restaurant Association bahwa merekrut dan mempertahankan karyawan adalah tantangan terbesar mereka. Itu memiliki banyak restoran yang ingin mengisi kekosongan dengan pengiriman robot.
Maloney mengatakan ini bukan pertanyaan apakah, tetapi kapan, robot akan mulai melakukan lebih banyak pengiriman. Dia pikir perusahaan seperti Domino pada akhirnya akan menggunakan campuran robot dan driver tergantung pada lokasi.
Maloney mengatakan pengiriman Nuro lebih mahal daripada menggunakan pengemudi manusia untuk saat ini, tetapi karena teknologi meningkat dan semakin disempurnakan, biayanya akan turun.
Â
Penulis : Alicia Salsabila
Advertisement