Liputan6.com, Jakarta - Peringkat Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun di daftar Muslim Paling Berpengaruh di Dunia versi The Muslim 500. Posisi Jokowi kini berada di nomor 13.Â
Sebelumnya, Presiden Jokowi ada di nomor 12. The Muslim 500 turut menyorot lambatnya penanganan COVID-19 di pemerintahan Jokowi, serta bangkitnya politik dinasti di keluarga Jokowi.
Advertisement
Baca Juga
Kabar mengenai turunnya peringkat Jokowi di daftar The Muslim 500 menarik perhatian pembaca isu global di Liputan6.com, Selasa (2/11/2021).
Isu lain yang disorot adalah akrabnya Kate Middleton dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di acara COP26 yang dihadiri para pemimpin dunia.Â
Ada pula angka kematian COVID-19 yang tembus 5 juta. Berikut selengkapnya:
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Peringkat Jokowi Turun
Tak dijelaskan secara eksplisit kenapa peringkat Jokowi bisa turun di daftar Muslim paling berpengaruh di dunia. Akan tetapi, The Muslim 500 menyorot dua hal: kebangkitan dinasti politik di lingkaran Jokowi dan lambatnya program COVID-19.Â
Seperti diketahui, anak sulung (Gibran Rakabuming Raka) dan menantu (Bobby Nasution) dari Presiden Jokowi terpilih sebagai kepala daerah di Solo dan Medan.
Â
Advertisement
2. Momen Kate Middleton dan Justin Trudeau di COP26
Anggota utama keluarga kerajaan Inggris turut hadir di resepsi COP26 Glasgow. Pangeran Charles, Camilla, dan Pangeran William, dan Kate Middleton menjadi tuan rumah bagi para hadirin internasional.
Pada resepsi COP26, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga turut hadir. Ia tampak cipika-cipiki dan berbincang akrab dengan Kate Middleton. Keduanya merupakan tokoh dunia yang sangat populer di panggung internasional.Â
Â
Â
3. Total 5 Juta Kematian Akibat COVID-19
Lebih dari lima juta orang diketahui telah meninggal karena COVID-19 di seluruh dunia, 19 bulan sejak pandemi dimulai, menurut Universitas Johns Hopkins.
Menurut BBC, Selasa (2/11), vaksin telah memperlambat angka kematian, tetapi beberapa ahli kesehatan mengatakan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.Â
Â
Advertisement