Liputan6.com, Washington, DC - FBI merilis dokumen-dokumen rahasia terkait serangan 911. Tiga warga Arab Saudi menjadi topik dalam laporan ini, salah satunya pegawai Kedutaan Besar Arab Saudi Washington, DC.
Laporan FBI itu memiliki lebih dari 700 halaman dan dirilis pada Rabu (3/11). Para keluarga korban 911 sejak lama ingin ada transparansi terkait investigasi.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan AP News, Kamis (4/11/2021), setelah melalui investigasi selama 10 tahun, agen FBI tidak menemukan bukti cukup untuk menjerat tiga orang itu ke ranah pidana.
FBI mencatat bahwa Al-Qaeda mendelegasikan peran-peran secara terpisah ketika melakukan serangan. Kelompok teror itu tidak mengungkap rencana serangannya karena takut bocor. Para pembajak pesawat di serangan 911 juga tak mengetahui secara pasti rencananya.
"Secara spesifik, dalam relasi kepada serangan 9/11, para pembajak tahu ada operasi martir, tetapi tidak tahu bagaimana operasi tersebut sampai sebelum serangan terjadi untuk alasan-alasan keamanan operasional," tulis memo FBI.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Arab Saudi Pilih No Comment
Kedubes Arab Saudi di Washington DC menolak untuk memberikan komentar spesifik terkait serangan ini. Tetapi, pihak kedutaan telah berkali-kali membantah keterlibatan pemerintah Saudi pada teror 911.Â
Pemerintah AS telah mendeteksi adanya bantuan dari pejabat-pejabat pemerintah Arab Saudi kepada beberapa pembajak pesawat ketika baru tiba di AS. Meski begitu, tak ada bukti bahwa ada pejabat senior pemerintah yang membantu menyusun plot serangan.Â
Salah satu warga Arab Saudi yang disorot adalah Musaid al-Jarrah dari Kedubes Arab Saudi. Pemerintah AS curiga bahwa orang itu berusaha membawa ekstremis masuk ke Arab Saudi, tetapi tak ada bukti ia punya kontak langsung dengan para pembajak di AS.
Rilisnya dokumen-dokumen FBI ini adalah arahan Presiden AS Joe Biden.
Advertisement