Liputan6.com, Jakarta - Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi mengeluarkan instruksi kepada pemerintahannya untuk memindahkan kantor-kantor ke Ibu Kota administratif yang baru. Ibu Kota administratif baru Mesir itu berada di sebuah gurun sekitar 50 km di timur Kairo.
"Pemerintah Mesir akan memulai proses pemindahan kantor ke ibu kota administratif yang baru pada Desember nanti untuk uji coba selama enam bulan," tutur Bassam Rady, juru bicara kepresidenan, seperti dilansir Xinhua, Jumat (5/11/2021).
Pemindahan ini, lanjut Rady, akan dimulai setelah selesai semua persiapan untuk gedung dan kantor pusat pemerintahan yang saat ini masih berlangsung.
Advertisement
Dibangun sekitar 50 km di timur Kairo sejak 2015 di atas lahan seluas 714 km persegi, ibu kota administratif baru Mesir ini dirancang untuk mengakomodasi 6,5 juta orang, dimulai dengan setengah juta orang pada tahap pertama.
Akan Ciptakan 2 Juta Lapangan Kerja
Kebijakan ini akan menciptakan ruang bagi Kairo yang sudah sesak dan terlalu padat penduduk karena didiami oleh sekitar seperlima dari total populasi Mesir yang berjumlah 100 juta jiwa.
Ibu kota baru ini akan menjadi lokasi sebagian besar bangunan pemerintahan, termasuk kantor pusat kabinet dan kementerian, selain juga gedung parlemen.
Pemerintah juga memperkirakan bahwa ibu kota baru ini akan menciptakan sekitar 2 juta lapangan kerja.
Advertisement