Sukses

Ledakan Bom Magnet Targetkan Daerah Mayoritas Syiah di Kabul Afghanistan

Etnis Syiah Hazara menjadi target serangan oleh ISIS.

Liputan6.com, Kabul - Sebuah bom magnet yang dipasang pada sebuah mobil van kecil meledak pada Sabtu di daerah mayoritas Syiah di ibu kota Afghanistan, Kabul, kata sejumlah laporan.

Menurut seorang pejabat Taliban yang menolak disebutkan namanya, enam orang tewas dan sedikitnya tujuh orang terluka. Hitungan resmi belum diumumkan dan belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, seperti dilansir dari Sky News, Minggu (14/11/2021).

Ledakan itu terjadi di daerah Dashte Barchi di Kabul barat dan merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan di Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir.

Dashte Barchi memiliki populasi besar etnis Muslim Syiah Hazara, yang telah berulang kali menjadi sasaran militan ISIS.

Dalam sebuah tweet, Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengatakan kebakaran telah terjadi di distrik itu yang menewaskan sedikitnya satu warga sipil dan melukai dua lainnya. Dia mengatakan bahwa investigasi sedang berlangsung.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Krisis di Afghanistan Akan Bertambah Buruk

Sebuah serangan bom di sebuah sekolah di distrik itu terjadi awal tahun ini, sebelum penarikan koalisi dari Afghanistan dan pengambilalihan berikutnya oleh Taliban.

Sedikitnya 55 orang tewas dalam serangan itu, kebanyakan dari mereka diyakini sebagai mahasiswi berusia antara 11 dan 15 tahun, dan sedikitnya 150 lainnya terluka.

Pemerintah Afghanistan saat itu menyalahkan Taliban, tetapi Zabihullah membantah terlibat pada saat itu dan pada gilirannya menyalahkan ISIS.

Ledakan hari Sabtu menghantam sebuah negara di mana jutaan orang berisiko kelaparan musim dingin ini karena kekeringan dan ekonomi yang runtuh membuat negara bagian itu dalam bahaya.

PBB khawatir krisis hanya akan bertambah buruk tanpa tindakan drastis, karena pola cuaca menunjukkan kekeringan lebih lanjut di daerah penghasil gandum utama Afghanistan kemungkinan terjadi pada musim dingin ini.

 

Reporter: Cindy Damara