Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru Nanaia Mahuta menegaskan, negaranya mengutamakan ASEAN dibandingkan pakta AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika SerikatÂ
"(Selandia Baru) menjaga dan mendukung pada sentralitas ASEAN,"Â ujar Nanaia Mahuta dalam diskusi bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Selasa (16/11/2021).Â
Advertisement
Baca Juga
Nanaia yakin bahwa ASEAN memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan di kawasan. AUKUS memiliki fokus menjaga keamanan regional, tetapi mendapat kritikan karena menggunakan kapal selam bertenaga nuklir. Hal itu dikhawatirkan bisa memicu perlombaan senjata di area Asia Pasifik.Â
Nanaia Mahuta berkata Selandia Baru bukanlah bagian dari AUKUS, dan berharap pakta itu bisa patuh pada International Atomic Energy Agency (IAEA).
"Selandia Baru bukanlah bagian dari kerja sama itu. Kami mendapatkan kepastian bahwa kesepakatan itu akan mematuhi IAEA dan berbagai perjanjian-perjanjian lain bahwa kita seharusnya tidak memperbanyak senjata nuklir di area," tegasnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Malaysia Heran pada AUKUS
Sebelumnya dilaporkan, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah kembali mengungkap rasa prihatin kepada pakta AUKUS antara Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Pakta AUKUS ini terkait masalah kapal selam dan nuklir.
Pihak Australia telah memberikan penjelasan kepada Menlu Saifuddin bahwa kapal selam yang dimaksud itu bukanlah kapal selam nuklir, melainkan memakai tenaga nuklir (nuclear propelled).Â
Tetapi, Menteri Saifuddin belum bisa sepenuhnya mendukung.
"Kami tahu bendanya menggunakan nukir untuk senjata dan menggunakan nuklir untuk tujuan ilmiah," ujarnya dalam acara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Rabu (20/10).
"(Tetapi) ini adalah kapal selam, apakah itu memakai tenaga nuklir maupaun bersenjatakan nuklir, itu adalah kapal selam. Apa gunanya kapal selam?" ucapnya seraya khawatir akan efek domino dari kehadiran AUKUS.
Ia pun menegaskan telah menyampaikan kekhawatiran Malaysia dengan "istilah paling tegas" kepada pemerintahan Australia di Canberra.
Advertisement