Liputan6.com, Khartoum - Setidaknya 14 pengunjuk rasa dilaporkan tewas pada Rabu (17/11) selama demonstrasi di Sudan, kata kementerian kesehatan pemerintah negara tersebut.
Khartoum dan kota-kota lain menyaksikan demonstrasi besar-besaran menentang tindakan yang baru-baru ini diadopsi oleh komandan tentara Sudan, termasuk membubarkan pemerintah dan menunjuk dewan berdaulat baru. Kudeta.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari laman Xinhua, Kamis (18/11/2021), para pengunjuk rasa berkumpul di kota Khartoum, Bahri dan Omdurman.
Lantaran penutupan jembatan yang menghubungkan tiga kota dan kehadiran keamanan yang intensif di jalan-jalan utama, para pengunjuk rasa gagal mencapai pusat Khartoum, Sudan.
Di mana utilitas penting pemerintah berada, termasuk markas besar pemerintah, Istana Republik dan Komando Angkatan Darat.
Para pengunjuk rasa mengangkat spanduk menuntut pemulihan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Perdana Menteri Abdalla Hamdok.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Putusnya Saluran Komunikasi
Abdalla Hamdok sebelumnya telah digulingkan serta dinyatakan sebagai tahanan politik.
Polisi Sudan belum mengeluarkan komentar tentang peristiwa yang menyertai protes Rabu kemarin.
Layanan telepon seluler terputus di dalam Sudan tak lama sebelum demonstrasi Rabu kemarin dimulai, dengan kehadiran intensif untuk pasukan keamanan serta polisi di jalan-jalan utama.
Sudan telah mengalami krisis politik setelah Komandan Jenderal Angkatan Bersenjata Sudan Abdel Fattah Al-Burhan mengumumkan keadaan darurat pada 25 Oktober dan membubarkan dewan kedaulatan dan pemerintah.
Advertisement