Sukses

AS Selidiki Meta, Tuduh Sengaja Targetkan Instagram ke Anak-Anak

Anggota parlemen Amerika Serikat menyelidiki bagaimana platform Instagram menargetkan anak-anak sebagai penggunanya.

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok Negara Bagian Amerika Serikat sedang menyelidiki bagaimana Instagram menargetkan anak-anak, di tengah kekhawatiran bahwa sosial media berpotensi menimbulkan risiko bagi mereka.

Kelompok yang terdiri dari negara bagian Demokrat dan Republik sedang menyelidiki Instagram dan perusahaan induk Facebook alias Meta untuk menentukan apakah undang-undang perlindungan konsumen dilanggar.

Dilansir BBC, Jumat (19/11/2021), penyelidikan ini terjadi karena ada pelapor perusahaan yang bersaksi di AS bahwa platformnya dapat membahayakan anak-anak. Pada hari Kamis, seorang juru bicara Meta segera membantah mengenai kasus terkait platform mereka.

Jaksa Agung, Massachusetts Maura Healey, yang pertama kali mengumumkan penyelidikan, menulis di laman Twitter nya, "Facebook atau Meta, telah mengetahui bahwa Instagram terkait dengan depresi, gangguan makan & bunuh diri di kalangan anak muda." dalam cuitan nya.

"Kami akan mengidentifikasi jika ada undang-undang yang dilanggar dan mengakhiri penyalahgunaan untuk selamanya."

Selain itu menurut Jaksa Agung, Nebraska Doug Peterson, perusahaan Meta memperlakukan anak-anak hanya sebagai komoditas untuk dimanipulasi untuk keterlibatan waktu di layar ponsel yang lebih lama dan ekstraksi data. Seorang Jaksa Agung New York, Letitia James juga menambahkan "Platform media sosial ini sangat berbahaya dan telah terbukti menyebabkan kerusakan fisik dan mental pada orang muda." katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Klarifikasi Pihak Meta

Instagram memang sebuah platform media sosial di bawah naungan perusahaan Facebook yang kini berganti nama menjadi Meta. Mendengar pernyataan para Jaksa Agung tentang platform nya, seorang juru bicara Meta segera menolak tuduhan tersebut.

"Tuduhan ini salah dan menunjukkan kesalahpahaman yang mendalam tentang fakta," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan. "Kami telah memimpin industri dalam memerangi intimidasi dan mendukung orang-orang yang berjuang dengan pikiran untuk bunuh diri, melukai diri sendiri, dan gangguan makan," tambahnya.

Informasi yang masih simpang siur ini muncul setelah serangkaian laporan eksplosif berdasarkan dokumen, dibocorkan oleh mantan karyawan Facebook, Frances Haugen. Dalam kesaksiannya kepada anggota parlemen di AS, dia mengatakan bahwa perusahaan dengan sengaja mendorong platformnya ke anak-anak meskipun mengetahui bahwa mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Pada bulan September, platform tersebut membatalkan rencana untuk aplikasi yang berfokus pada anak setelah lebih dari 40 Jaksa Agung Negara Bagian mendesak mereka untuk membatalkannya. Anggota parlemen AS ingin Instagram, seperti platform lain, yang mengharuskan penggunanya berusia 13 tahun ke atas, tetapi perusahaan telah mengakui bahwa mereka mengetahui beberapa pengguna memang ada yang lebih muda.

 

Penulis: Vania Dinda Marella

3 dari 3 halaman

Infografis Facebook, Instagram & WhatsApp Tumbang