Sukses

Jerman Hibah Rp 1,4 Triliun untuk Pembangunan Hijau di RI

Jerman hibah Rp 1,4 triliun untuk berbagai proyek infrastruktur hijau di RI.

Liputan6.com, Jakarta - Jerman memberikan dukungan pada aspek pembangunan hijau, perubahan iklim, dan pembangunan rendah karbon di Indonesia. Dukungan itu diwujudkan dengan hibah Jerman hingga melampaui 88 juta euro (Rp 1,4 triliun).

Dua program unggulan dari kolaborasi Jerman-Indonesia akan adalah Green Infrastruktur Initiative (GII) dan World Mangrove Center (Pusat Mangrove Dunia). Kedua program itu sukses ditampilkan di Konferensi Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasgow.

Jerman juga mendukung bangkitnya ekonomi yang hijau pada pemulihan COVID-19. Hal-hal ini dibahas Jerman bersama Kementerian PPN/Bappenas.

Berdasarkan pertanyaan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, kontribusi Jerman terhadap proyek-proyek ini akan diselenggarakan di antaranya melalui Bank Pembangunan Jerman KfW, GIZ, dan PTB (badan meteorologi negara Jerman), serta dieksekusi oleh kementerian-kementerian Indonesia yang terkait.

Green Infrastructure Initiative mendukung pemikiran baru terhadap mobilitas perkotaan yang berkelanjutan dengan fokus pada ekonomi sirkuler dan pengelolaan limbah, pengelolaan air dan sistem air limbah, serta mobilitas rendah karbon.

Pad World Mangrove Center, Jerman mendukung Indonesia dalam upayanya menjadi pemimpin internasional dalam penelitian dan perlindungan mangrove (bakau)

Total nilai komitmen proyek kerja sama Jerman kini melampaui 5,7 miliar euro (92 triliun rupiah), sehingga menjadikan Jerman salah satu mitra pembangunan bilateral terbesar bagi Indonesia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Laut, Energi, dan G20

Selain bakau dan infrastruktur hijau, Jerman juga mempromosikan program “Sustainable Energy Transition in Indonesia” (Transisi Energi Berkelanjutan di Indonesia) dan “Just Energy Transition (Transisi Energi Berkeadilan) untuk menuju transisi energi yang inklusif.

Masalah laut ikut disorot. Ada program baru bernama “Marine Debris Framework – Regional hubs around the globe (Marine:DeFrag)” agar limbah ke laut bisa berkurang, dan memperbaiki sistem daur ulang.

Perwakilan dari Jerman juga menyambut kepemimpinan G20 di Indonesia. Harapannya, ajang itu akan digunakan untuk bangkit bersama dengan fokus pada ide-ide inovatif. 

"Indonesia akan memimpin G20 dan Jerman akan memimpin G7. Keadaan ini menciptakan kesempatan untuk bersama-sama memajukan sejumlah isu global yang penting dan memperkenalkan ide baru serta menciptakan momentum baru," ujar Norbert Barthle, Sekretaris Negara dari Parlemen untuk Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman.