Sukses

Austria Kembali Lockdown Penuh, Aksi Protes Meluas di Eropa

Pemerintah Austria menerapkan lockdown penuh ketika aksi protes meluas di Eropa.

Liputan6.com, Wina - Austria telah kembali menerapkan lockdown penuh ketika protes terhadap pembatasan baru yang bertujuan untuk mengekang infeksi Covid-19 menyebar ke seluruh Eropa.

Sejak tengah malam, warga Austria diminta untuk bekerja dari rumah dan toko-toko yang tidak penting ditutup.

Dilansir dari laman BBC, Senin (22/11/2021), pembatasan baru telah memicu protes di seluruh Eropa. 

Orang-orang bentrok dengan polisi di Belanda dan Belgia.

Tingkat infeksi telah meningkat tajam di benua Eropa sehingga memicu peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada hari Sabtu, direktur regional WHO Dr Hans Kluge mengatakan kepada BBC bahwa kecuali tindakan diperketat di seluruh Eropa - seperti pada vaksin, memakai masker dan dengan izin Covid untuk tempat - setengah juta lebih banyak kematian dapat dicatat pada musim semi berikutnya. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Lockdown Nasional

Pekan lalu, Austria menjadi negara Eropa pertama yang menjadikan vaksinasi Covid sebagai persyaratan hukum, dengan undang-undang tersebut akan mulai berlaku pada Februari.

Politisi di negara tetangga yakni Jerman memperdebatkan tindakan serupa ketika unit perawatan intensif di sana terisi dan jumlah kasus mencapai rekor baru.

Ini adalah lockdown nasional keempat Austria sejak pandemi dimulai.

Pihak berwenang telah memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah untuk semua kecuali alasan penting, termasuk bekerja, berolahraga, dan berbelanja makanan.

Restoran, bar, penata rambut, teater, dan toko-toko yang tidak penting semuanya harus tutup. 

Langkah-langkah ini akan berlanjut hingga 12 Desember, meskipun para pejabat mengatakan mereka akan dinilai kembali setelah 10 hari.

3 dari 4 halaman

Marak Kerusuhan di Eropa

Beberapa negara Eropa telah diguncang oleh kerusuhan selama akhir pekan karena protes yang marah terhadap pembatasan yang lebih ketat berubah menjadi kekerasan.

Di ibu kota Belgia, Brussel, para demonstran bentrok dengan polisi setelah puluhan ribu orang berbaris melalui pusat kota.

Para pengunjuk rasa terutama menentang izin Covid yang menghentikan orang yang tidak divaksinasi memasuki kafe, restoran, dan tempat hiburan.

Aksi protes dimulai dengan damai tetapi beberapa melemparkan batu dan kembang api ke petugas, yang ditanggapi dengan gas air mata dan meriam air.

Di seberang perbatasan di Belanda, kerusuhan meletus untuk malam ketiga berturut-turut. Media lokal melaporkan bahwa polisi menangkap 15 orang di selatan kota Roosendaal di mana sebuah sekolah dasar dibakar. 

Perintah darurat juga telah diberlakukan di kota Enschede untuk mencegah orang-orang keluar dari jalanan semalaman.  

4 dari 4 halaman

Infografis Eropa Lockdown Covid-19, Indonesia Bertahan: