Sukses

Kasus COVID-19 di Korea Selatan Meningkat Usai Longgarkan Pembatasan

Sekitar 4.000 kasus COVID-19 dalam sehari untuk pertama kalinya di Korea Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Infeksi COVID-19 di Korea Selatan melebihi 4.000 kasus dalam sehari untuk pertama kalinya sejak dimulainya pandemi. Bermula ketika penyebaran COVID-19 yang didorong oleh varian baru, Delta, dan setelah melonggarkan social distancing dalam beberapa pekan terakhir untuk meningkatkan ekonominya.

Dilansir AP, Rabu (24/11/2021), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan mengatakan sebagian besar dari 4.116 kasus baru yang dilaporkan pada hari Rabu, berasal dari ibu kota Seoul dan wilayah metropolitan sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan rawat inap yang telah menciptakan kekhawatiran tentang kemungkinan kekurangan unit perawatan intensif.

Jumlah kematian di negara itu kini mencapai 3.363 setelah 35 pasien COVID-19 meninggal dalam 24 jam terakhir. Sebanyak 586 pasien berada dalam kondisi serius atau kritis, juga mencatat rekor tertinggi baru.

Korea Selatan adalah negara terbaru yang mengalami peningkatan infeksi dan rawat inap, setelah melonggarkan langkah-langkah social distancing di tengah tingkat vaksinasi yang tinggi.

Kasus-kasus juga meningkat di Amerika Serikat menjelang liburan akhir pekan Thanksgiving, sementara Austria memasuki lockdown besar-besaran pada hari Senin, ketika gelombang COVID-19 menyebar ke seluruh Eropa.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Mengganti Strategi Penanganan Kasus COVID-19

Pejabat di Korea Selatan melonggarkan aturan social distancing mulai bulan ini, dan membuka kembali sekolah sepenuhnya pada hari Senin dalam upaya langkah pertama menuju pemulihan normal pra-pandemi. Dengan mengizinkan pertemuan sosial yang lebih besar dan jam makan dalam ruangan yang lebih lama di restoran, para pejabat berharap bahwa peningkatan tingkat vaksinasi akan menjaga rawat inap dan kematian turun bahkan jika virus terus menyebar.

Namun petugas kesehatan kini harus menghadapi peningkatan kasus serius dan kematian, di antara orang tua yang menolak vaksin atau yang kekebalannya berkurang setelah disuntik di awal peluncuran vaksin yang dimulai pada Februari. "Peningkatan kasus serius jauh lebih tinggi dari yang kami perkirakan," kata pejabat Kementerian Kesehatan, Son Youngrae.

Son Youngrae mengatakan para pejabat sedang memantau situasi dengan cermat, dan dapat mengumumkan langkah-langkah untuk memberlakukan kembali social distancing yang lebih ketat dalam beberapa minggu mendatang jika penyebarannya terus memburuk. Menurut data KDCA, sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal dalam beberapa minggu terakhir merupakan yang berusia 60 tahun-an atau lebih, dan sebagian besar dari mereka tidak divaksinasi penuh atau bahkan divaksinasi sama sekali.

Menteri Kesehatan itu juga mengatakan ada peningkatan infeksi terobosan di antara orang tua yang menerima dua suntikan vaksinasi, yang menunjukkan bagaimana varian delta mengurangi efektivitas vaksin. Kini para pejabat mempercepat pemberian suntikan booster dan membuat rencana untuk berbagi kapasitas rumah sakit di wilayah Seoul, maupun di wilayah lain dengan wabah yang lebih sedikit, untuk mencegah kemungkinan kekurangan unit perawatan intensif di rumah sakit.

Son Youngrae mengatakan pemerintah telah mengeluarkan perintah administratif ke rumah sakit di wilayah ibu kota, untuk menunjuk ratusan tempat tidur lagi untuk pasien COVID-19. Sudah lebih dari 83% ICU di wilayah itu yang ditunjuk untuk perawatan COVID-19 saat ini ditempati.

Penulis: Vania Dinda Marella

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19