Liputan6.com, Jakarta Presiden Rusia Vladimir Putin telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental yang disemprotkan ke hidung.
Vaksin COVID-19 dengan metode semprot ini dia dapatkan setelah menerima suntikan penguat (booster), demikian dikutip dari laman Moscow Times, Kamis (25/11/2021).
Vladimir Putin mengatakan bahwa dia telah mendapatkan dosis vaksin COVID-19 ketiga, mencatat bahwa suntikan penguat Sputnik satu dosis tidak menimbulkan rasa sakit.
Advertisement
Baca Juga
Presiden juga mengajukan diri untuk mengambil bagian dalam uji coba vaksin COVID-19 via hidung kala itu.
"Saya menyemprot satu lubang hidung dan yang lainnya," kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan pejabat tinggi pemerintah yang bertanggung jawab atas upaya tanggap COVID-19 di Rusia.
"Saya duduk di sana selama 15 menit dan semuanya berakhir. Saya tidak merasakan apa-apa," kata Putin.
"Hari ini, setelah dua prosedur vaksin dilakukan saya sudah berolahraga di pagi hari."
Putin mengulangi permohonannya kepada orang-orang Rusia untuk divaksinasi ulang guna memerangi gelombang pandemi terbaru dan paling mematikan, dengan lebih dari 1.000 kematian per hari terdaftar dalam beberapa pekan terakhir.
Dia menambahkan bahwa masih banyak pihak yang menentang vaksinasi COVID-19 wajib.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tingkat Vaksinasi yang Rendah di Rusia
Rusia telah meluncurkan beberapa vaksin yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk Sputnik V yang dipuji secara internasional, tetapi kampanye untuk mengimunisasi negara itu menghadapi beberapa kemunduran.
Hanya 37 persen orang Rusia yang divaksinasi penuh. Sementara pihak berwenang mengatakan kekebalan kelompok Rusia telah melampaui 50 persen.
Anggota parlemen sekarang berlomba untuk mengamanatkan tiket COVID-19 digital untuk akses ke transportasi umum, restoran, dan toko-toko untuk memerangi gelombang keempat pandemi dan meningkatkan vaksinasi.
Rusia adalah salah satu negara yang paling parah dilanda pandemi virus corona dengan total lebih dari 9,4 juta infeksi dan lebih dari 266.000 kematian yang terdaftar secara resmi.
Advertisement