Sukses

Kelompok Bersenjata di Mali Serang Bus Menuju Pasar, 31 Orang Tewas

Kembali lagi terjadi penembakan di Mali, kali ini bus kota menjadi sasaran, menewaskan 31 orang.

Liputan6.com, Bamako - Kelompok bersenjata tak dikenal melepaskan tembakan dan membunuh pengemudi, sebelum membakar bus, menurut pihak berwenang.

Sebagian besar korban adalah wanita yang sedang dalam perjalanan untuk bekerja di pasar, kata sumber lokal kepada kantor berita EFE.

Dikutip dari BBC, Sabtu (4/12/2021), serangan mematikan itu adalah yang terbaru dalam pemberontakan jihadis yang meningkat pesat di Mali.

“Kelompok bersenjata menembak kendaraan, memotong ban, dan menembak orang-orang”, kata  Moulaye Guindo, walikota kota terdekat Bankass.

Dia mengatakan lebih banyak orang hilang atau terluka. Gambar grafis di media sosial setelah serangan itu menunjukkan kerangka bus yang masih membara dan dipenuhi mayat, tetapi belum diverifikasi gambar secara detail.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Meminta Bantuan Tentara Rusia

Bus menjadi sasaran karena melakukan perjalanan dua kali seminggu dari desa Songo ke pasar di Bandiagara, 10 km (6,2 mil) jauhnya.

Serangan itu terjadi di jantung wilayah Mopti di negara Afrika Barat itu, yang telah menyaksikan peningkatan kekerasan dalam beberapa bulan terakhir yang dipicu oleh para pejuang yang terkait dengan Al-Qaeda dan kelompok ISIS.

Pemerintah transisi Mali, yang dibentuk setelah kudeta menggulingkan pemerintahan sebelumnya pada Mei, belum mengomentari serangan itu.

Serangan terakhir terjadi hanya sehari setelah gerilyawan menyerang konvoi PBB di utara negara itu, menewaskan satu pekerja sipil dan melukai yang lain.

Serangan jihadis melonjak di Mali setelah dua kudeta militer dalam enam belas bulan berkontribusi pada lemahnya pemerintah pusat dan membuat Prancis menghentikan operasi militer gabungan antara militer dan 5.100 tentara yang ada di negara itu.

Situasi keamanan yang mengerikan dilaporkan telah membuat pemerintah pusat Mali meminta bantuan kolektif tentara bayaran Rusia, kelompok Wagner.

 

Reporter: Cindy Damara

3 dari 3 halaman

infografis Penembakan Massal di AS Sepanjang 2017

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.