Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Amerika dan Eropa I Gede Ngurah Swajaya menyampaikan rencana kunjungan dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
Dalam pernyataannya, Ngurah menyampaikan rencananya kunjungan ini akan berlangsung pada 13-14 Desember 2021.
Advertisement
Baca Juga
"Rencananya pada 13-14 Desember 2021. Dua hari setelah kunjungan Blinken akan ada kunjungan yang membahas soal perdagangan dan investasi di Jakarta," ujar Ngurah dalam pernyataannya pada Senin (13/12/2021) secara virtual.
"Presiden Jokowi menjadi salah satu peserta yang selalu ikut dalam pertemuan penting dan inisiatif yang dilakukan oleh Joe Biden."
"Ini akan mengawali interaksi tingkat tinggi yang akan dilakukan Indonesia dengan Amerika Serikat."
Ngurah juga menyampaikan bahwa pada 9 dan 10 Desember 2021, Presiden Jokowi akan hadir dalam Summit for Democracy yang menjadi inisiatif dari Amerika Serikat.
"Ada beberapa yang dihasilkan dari pertemuan dengan Blinken sebelumnya. Indikasinya penting dan ada rencana untuk menyampaikan policy speech di Jakarta, khususnya strategi Indo-Pasifik AS berkaitan dengan isu kesehatan, kerja sama ekonomi dan invest," ujar Ngurah.
Ngurah juga menekankan bahwa ini kunjungan Antony Blinken pertama kali yang dilakukan ke Indonesia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Indonesia Mitra Penting AS
Sebelumnya, Antony Blinken pada Agustus 2021 mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan "dialog strategis" AS-Indonesia dalam pembicaraan di Washington D.C dengan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi.
Blinken mengatakan kepada wartawan saat bertemu Menlu Retno di gedung Departemen Luar Negeri AS bahwa dialog telah disepakati antara kedua negara beberapa tahun lalu, tetapi sekarang sebenarnya sedang diinisiasikan pada pertemuan mereka di Washington.
"Indonesia adalah mitra demokrasi yang kuat bagi Amerika Serikat. Kami bekerja sama di banyak bidang yang berbeda," kata Blinken, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (4/8/2021).
Menlu Retno mengatakan bahwa kemitraan yang kuat dengan Indonesia, negara dan ekonomi terbesar di 10 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), "akan menjadi aspek kunci bagi peningkatan keterlibatan AS di kawasan".
Dalam kesempatan itu, Menlu Retno juga menyampaikan bahwa AS merupakan salah satu mitra penting bagi ASEAN dalam mengimplementasikan pandangannya untuk Indo-Pasifik.
"Adalah harapan saya dan pemerintah Indonesia, untuk memajukan hubungan bilateral dengan AS dari kesehatan ke SDGs, dari pendidikan, ekonomi, dan seterusnya," tuturnya.
Advertisement