Liputan6.com, Canberra - Australia memberi sinyal akan bergabung dengan Amerika Serikat dalam melakukan boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin 2022 di China.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, keputusan itu sebagai tanggapan atas "pelanggaran hak asasi manusia" di provinsi Xinjiang China dan "banyak masalah lain yang secara konsisten diangkat oleh Australia".
"Atlet masih akan hadir," kata PM Morrison, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (8/12/2021).
Advertisement
Baca Juga
China telah mengutuk penyataan AS dan mengancam akan membalas, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Pada Senin (6/12), AS mengatakan tidak akan mengirim diplomat ke Olimpiade di Beijing karena kekhawatiran tentang catatan hak asasi manusia China.
Morrison mengatakan, "tidak mengherankan" bahwa Australia telah bergabung dengan boikot, mengingat hubungan dengan China telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir.
"Saya melakukannya karena itu untuk kepentingan nasional Australia," katanya.
"Itu hal yang benar untuk dilakukan."
Dia menuduh China menolak peluang untuk meningkatkan hubungan, bersikeras Australia tetap terbuka untuk pembicaraan bilateral.
Pada briefing media pada Selasa (7/12), juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian menuduh Amerika Serikat melanggar "netralitas politik dalam olahraga" dan mengatakan bahwa boikot yang diusulkan itu "berdasarkan kebohongan dan rumor".
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ketegangan Antar Kedua Negara
AS menuduh China melakukan genosida dalam penindasannya terhadap minoritas Uyghur yang mayoritas Muslim di wilayah barat Xinjiang -- sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh China.
Hubungan tegang disebabkan oleh penindasan kebebasan politik China di Hong Kong, dan karena kekhawatiran terhadap pemain tenis China Peng Shuai, yang tidak terlihat selama berminggu-minggu setelah dia menuduh seorang pejabat tinggi pemerintah melakukan penyerangan.
Canberra semakin memandang China sebagai ancaman keamanan di tengah tuduhan bahwa Beijing telah ikut campur dalam politik dan masyarakat Australia.
Ini juga menimbulkan kekhawatiran atas dua warga negara Australia yang dipenjara di China.
Negara-negara lain - termasuk Kanada dan Jepang - juga dikatakan mempertimbangkan boikot diplomatik Olimpiade. Selandia Baru telah mengkonfirmasi tidak akan mengirim pejabat diplomatiknya karena kekhawatiran COVID-19.
Komite Olimpiade Australia mengatakan, mendukung langkah pemerintahnya tetapi ingin memastikan keamanan bagi sekitar 40 atletnya.
Advertisement