Liputan6.com, Wellington - Tantowi Yahya akan mengakhiri jabatan sebagai duta besar di Selandia Baru. Ia menjadi dubes selama lima tahun.Â
Saat ini, Tantowi Yahya sedang berpamitan dengan para pejabat di Selandia Baru dengan memberikan kenang-kenangan berupa lukisan. Tantowi sukses menggunakan keterampilannya di bidang seni dalam menjalankan tugas diplomasi.Â
Advertisement
Baca Juga
Kabar Tantowi Yahya menjadi sorotan terpopuler di kanal Global Liputan6.com, Rabu (8/12/2021).
Artikel lain yang menjadi sorotan adalah dugaan ditangkapnya seorang tersangka pembunuh jurnalis Jamal Khashoggi. Terduga pelaku itu disebutkan ditangkap di Prancis, akan tetapi Arab Saudi membantah kabar tersebut.Â
Berikut daftar artikel selengkapnya:
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Tantowi Yahya Selesaikan Tugas sebagai Dubes
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, akan mengakhiri tugasnya pada akhir Desember 2021.Â
Selama hampir 5 tahun bertugas sebagai Dubes RI untuk Selandia Baru dan 4 negara rangkapan, yakni Samoa, Kerajaan Tonga, Cook Islands, dan Nieu.
"Diplomasi itu urusan menyamakan frekwensi, bukan hanya adu debat dan ngotot-ngototan," ujar Tantowi Yahya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (8/12).Â
Advertisement
2. Terduga Pembunuh Jamal Khashoggi
Seorang pria asal Arab Saudi yang diduga terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi telah ditangkap di Prancis, kata polisi.
Dilansir dari BBC, Rabu (8/12/2021), Khaled Aedh Alotaibi ditangkap di bandara Charles de Gaulle di Paris pada hari Selasa, kata seorang sumber polisi kepada BBC. Dia diyakini sebagai salah satu dari 26 orang Saudi yang dicari oleh Turki atas pembunuhan itu.Â
Pihak Kedubes Arab Saudi telah membantah kabar tersebut dan berkata pelaku yang terlibat kematian Khashoggi telah menjalani hukuman di Arab Saudi.Â
Â
Â
3. Varian Omicron Tak Lebih Buruk dari Delta
Penasihat kesehatan Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, mengatakan pada Selasa (7/12) bahwa indikasi awal menunjukkan varian COVID-19 Omicron tidak lebih buruk daripada jenis sebelumnya, dan mungkin lebih ringan, sambil memperingatkan perlu waktu berminggu-minggu untuk menilai tingkat keparahannya.
Berbicara kepada AFP, kepala penasihat medis Presiden Joe Biden membagi yang diketahui dan tidak diketahui tentang Omicron menjadi tiga bidang utama: penularan, seberapa baik ia menghindari kekebalan dari infeksi dan vaksin sebelumnya, dan tingkat keparahan penyakit.
Â
Â
Advertisement