Liputan6.com, Washington D.C - Sebuah epidemi misterius yang telah ditemukan pada seorang pria homoseksual, menyebabkan kekhawatiran yang meningkat di Amerika Serikat.
Kondisi yang tidak diketahui, yang terdiri dari dua penyakit terpisah, yakni bentuk pneumonia dan kanker kulit, telah ditemukan pada 180 pasien di 15 negara bagian sejak Juli tahun 1981.
Pada saat itu, penyakit misterius ini telah merenggut sekitar 75 nyawa di AS dan hingga 92% korbannya adalah pria homoseksual. Satu kematian telah dilaporkan dari virus di London.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun dokter telah mengidentifikasi apa yang tampak sebagai penyakit baru, mereka belum menemukan obatnya, seperti dilansir dari BBC, Jumat (10/12/2021).
Epidemi sedang diselidiki oleh Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Atlanta. Unit spesialis telah menemukan penyebab dua penyakit lain, sindrom syok toksik dan penyakit Legiuner.
Dr James Curran, yang sedang menyelidiki kondisi tersebut, mengatakan: "Ini adalah masalah yang sangat serius dan tampaknya tidak akan berkurang."
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemungkinan Menyebar Lewat Jarum Suntik
Tiga penelitian di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh korban sangat lemah, membuat mereka rentan terhadap infeksi serius dari kuman yang biasanya diabaikan oleh kebanyakan orang.
Homoseksual yang telah mengembangkan salah satu dari dua kondisi tersebut telah menunjukkan resistensi yang rendah terhadap tes standar pada sistem kekebalan mereka. Empat korban juga memiliki borok kulit langka yang biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Para peneliti mengklaim bahwa temuan mereka adalah "bagian dari epidemi nasional defisiensi imun di antara laki-laki homoseksual".
Dokter tidak yakin penyebab epidemi yang dibawa dalam air mani dan cairan tubuh lainnya. Sebuah studi di University of California, Los Angeles (UCLA) menunjukkan bahwa homoseksual mungkin berulang kali terinfeksi virus.
Satu kasus juga melibatkan pengguna narkoba suntikan yang menyiratkan bahwa penyakit ini dapat menyebar dengan berbagi jarum suntik.
Â
Reporter: Cindy Damara
Advertisement