Liputan6.com, New York - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Senin (20/12), merekomendasikan untuk membatalkan acara selama periode hari raya (termasuk Natal) sehubungan dengan meningkatnya kasus varian Omicron dari virus corona di seluruh dunia.
Berbicara pada konferensi pers di Jenewa, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sementara "kita semua ingin kembali normal," pemimpin pemerintah dan orang harus membuat "keputusan sulit" untuk "melindungi diri dan orang lain".
Advertisement
Baca Juga
"Dalam beberapa kasus, itu berarti membatalkan atau menunda acara. Lebih baik membatalkan sekarang dan merayakannya nanti daripada merayakan sekarang dan berduka nanti" kata Ghebreyesus, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (22/12/2021).
Ia juga mengecam beberapa negara yang telah memberikan suntikan penguat atau booster kepada orang yang lebih muda sementara orang tua di negara-negara miskin masih belum memvaksinasi orang tua atau kelompok-kelompok rentan.
"Daripada meningkatkan imunitas anak di negara berpenghasilan tinggi, lebih baik memvaksinasi orang tua di negara yang memiliki orang tua yang belum divaksinasi, bahkan vaksin dosis COVID-19 pertama," kata Ghebreyesus yang menyebut fenomena tersebut sebagai "masalah kesetaraan".
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
WHO: Penyebaran COVID-19 Varian Omicron Lebih Cepat dari Delta
Virus Corona yang tengah jadi perhatian dunia saat ini yakni Varian Omicron menyebar lebih cepat daripada varian Delta, dan menyebabkan infeksi pada orang yang sudah divaksinasi atau yang telah pulih dari penyakit COVID-19, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin 20 Desember 2021.
Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan menambahkan bahwa "tidak bijaksana" untuk menyimpulkan dari bukti awal bahwa Omicron adalah varian yang lebih ringan dari yang sebelumnya. Demikian seperti dilansir dari laman Channel News Asia.
Dengan jumlah yang meningkat, semua sistem kesehatan akan berada di bawah tekanan," kata Soumya Swaminathan kepada wartawan yang berbasis di Jenewa.
Varian baru COVID-19Â ini berhasil menghindari beberapa respons imun, katanya, yang berarti bahwa program booster yang diluncurkan di banyak negara harus ditargetkan pada orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah.
"Sekarang ada bukti yang konsisten bahwa Omicron menyebar secara signifikan lebih cepat daripada varian Delta," kata direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pengarahan tersebut.
"Dan kemungkinan besar orang yang divaksinasi atau pulih dari COVID-19 dapat terinfeksi atau terinfeksi ulang," kata Tedros.
Advertisement