Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengkonfirmasi pada Selasa (21/12) bahwa dia tidak akan memberlakukan pembatasan COVID-19 sebelum Natal.
Tetapi PM Boris Johnson memperingatkan bahwa situasinya tetap "seimbang" menjelang tahun baru.
Advertisement
Baca Juga
Dalam sebuah video yang diposting di media sosial oleh Downing Street, perdana menteri mengatakan: "Orang-orang dapat melanjutkan rencana Natal mereka".
Namun, dia mendesak agar berhati-hati dan menyarankan warga harus melakukan tes sebelum bertemu kerabat lansia, demikian dikutip dari laman Xinhua, Rabu (22/12/2021).
Sementara itu, ia juga memperingatkan bahwa penyebaran cepat varian Omicron bisa saja membuat pembatasan diberlakukan setelah Natal.
15.363 kasus Omicron telah ditemukan di Inggris yang kemudian menjadi kasus harian terbesar sejak varian COVID-19 terdeteksi di negara itu.
Kini, total kasus Omicron yang ditemukan di Inggris adalah 60.508, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengkonfirmasi pada Selasa (21/12).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Update COVID-19 di Inggris
Inggris melaporkan 90.629 kasus Virus Corona COVID-19 dalam periode 24 jam terakhir, sehingga jumlah total kasus Virus Corona COVID-19 di negara itu menjadi 11.542.143, menurut angka resmi.
Inggris juga melaporkan 172 kematian terkait Virus Corona COVID-19. Jumlah total kematian terkait COVID-19 sekarang mencapai 147.433, dengan 7.801 pasien COVID-19 masih di rumah sakit.
Lebih dari 89 persen orang berusia 12 tahun ke atas di Inggris telah mendapatkan dosis vaksin pertama dan lebih dari 81 persen telah menerima dosis kedua.
Lebih dari 52 persen telah menerima suntikan booster, atau dosis ketiga dari vaksin Virus Corona COVID-19.
Untuk mengembalikan kehidupan normal, negara-negara seperti Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat telah berpacu dengan waktu untuk meluncurkan vaksin Virus Corona COVID-19.
Advertisement