Sukses

23 Desember 1954: Sukses Transplantasi Ginjal Pertama pada Manusia

Para dokter di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston, AS berhasil melakukan transplantasi ginjal kepada seorang pria berusia 23 tahun yang sakit parah.

Liputan6.com, Boston - Sejarah ditorehkan oleh bidang kedokteran hari ini 67 tahun yang lalu. Pada 23 Desember 1954, para dokter di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston, AS berhasil melakukan transplantasi ginjal kepada seorang pria berusia 23 tahun yang sakit parah.

Itu merupakan transplantasi organ dalam jangka panjang pertama yang berhasil pada manusia.

Laman Famous Daily menyebut prosedur itu membantu keberadaan manusia yang memiliki dua ginjal – ini adalah organ dalam pertama yang menjadi fokus dokter.

Adalah Richard Herrick yang baru saja meninggalkan posisi penjaga pantai dan menderita penyakit ginjal yang tidak dapat disembuhkan. Kala itu dokter masih tidak memiliki teknik imunosupresif yang baik untuk melemahkan pertahanan tubuh sehingga tidak akan menolak organ baru – tetapi keberuntungan memihak pada Richard, dia memiliki donor yang sempurna dari saudara kembarnya, Ronald.

Ginjal yang disumbangkan hampir sama persis dengan ginjalnya, dan Richard akhirnya selamat dengan ginjal yang berfungsi sempurna.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Awal Mula Transplantasi, Bukan Organ Dalam

Sejak zaman Yunani kuno, sejatinya dokter sudah tahu perubahan pada organ mengakibatkan perubahan cairan tubuh yang menunjukkan timbulnya penyakit - dan dari sana berkembang banyak cerita aneh tentang transplantasi organ.

Transplantasi dimulai dengan kulit dan mata, prosedur yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan organ dalam.

Prosedur transplantasi tersebut mengalami peningkatan kompleksitas, dan mengalami penolakan mekanisme pertahanan tubuh sendiri terhadap organ-organ sebagai benda asing.

 

3 dari 3 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron