Sukses

KBRI Manila: Hingga Saat Ini Tak Ada WNI Korban Topan Rai Filipina

Pihak KBRI Manila dan KJRI Davao telah menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Filipina dan simpul simpul komunitas masyarakat Indonesia di Filipina untuk memonitor dampak Topan Rai.

Liputan6.com, Jakarta Topan Rai menghantam Filipina. Sedikitnya 375 orang diketahui tewas setelah badai dahsyat melanda.

Dilansir dari laman BBC, badai Topan Rai dengan kecepatan angin sekitar 195 km/jam (120mph) - membuat sekitar 400.000 orang berlarian menyelamatkan diri.

Sedikitnya 500 orang terluka dan 56 lainnya dilaporkan hilang oleh polisi setempat. Tetapi menentukan skala kerugiannya masih sulit, karena komunikasi ke sejumlah daerah telah terputus.

Sebagai negara yang berada tak jauh dari Indonesia, Filipina merupakan salah satu tujuan bagi warga negara Indonesia (WNI) bekerja atau menimba ilmu. Tak sedikit warga Tanah Air yang berada di sana. Apakah ada WNI jadi korban Topan Rai?

"Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban jiwa maupun luka dari WNI yang tinggal di wilayah terdampak Topan Rai," demikian menurut pernyataan dari KBRI Manila dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Jumat (24/12/2021).

"Kondisi yang dihadapi beberapa WNI adalah akses listrik yang masih belum aktif kembali di beberapa titik," imbuh Pihak KBRI Manila.

Sejauh ini pihak KBRI Manila dan KJRI Davao telah menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Filipina dan simpul simpul komunitas masyarakat Indonesia di Filipina untuk memonitor dampak Topan Rai.

"Dalam data lapor diri KBRI Manila, tercatat 33 WNI menetap di wilayah Cebu," pungkas KBRI Manila.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Bantu 220 Ribu Warga Filipina Terdampak Paling Parah Topan Rai, PBB Kirim Dana Rp 170 M

PBB menggelontorkan sejumlah dana untuk membantu warga Filipina terdampak Topan Rai.

Mengtutip Xinhua, Jumat (24/12/2021), Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths pada Kamis 23 Desember mengumumkan alokasi dana respons cepat senilai 12 juta dolar AS atau sekitar Rp 170 miliar dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB untuk mendukung upaya respons terhadap Topan Rai di Filipina.

Menurut Kantor Koordinasi untuk Urusan Kemanusiaan PBB (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA), alokasi dana dari PBB tersebut akan membantu 220.000 orang yang rentan melalui intervensi dalam ketahanan pangan, perlindungan, kebersihan air dan sanitasi, pengelolaan kamp, tempat penampungan dan logistik, serta telekomunikasi di wilayah Caraga dan Wilayah VIII yang paling parah terdampak.

Koordinator Residen PBB dan Koordinator Kemanusiaan di Filipina, Gustavo Gonzalez, pada Kamis mengatakan bahwa Topan Rai telah sangat merusak.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran COVID-19 Varian Omicron