Liputan6.com, Berlin - Tepat setelah tengah malam pada pagi Hari Natal 25 Desember 1914, mayoritas tentara Jerman yang terlibat dalam Perang Dunia I berhenti menembakkan senjata dan artileri mereka.
Tepat setelah itu, mereka mulai menyanyikan lagu-lagu Natal, efektif menghentikan perang untuk sementara pada hari yang diyakini sebagai kelahirun Yesus Kristus, demikian seperti dikutip dari History.com, Sabtu (25/12/2021).
Baca Juga
Di titik-titik tertentu di sepanjang front timur dan barat, tentara Rusia, Prancis, dan Inggris bahkan mendengar band-band kuningan bergabung dengan Jerman dalam nyanyian gembira mereka.
Advertisement
Pada cahaya fajar pertama, banyak tentara Jerman muncul dari parit mereka dan mendekati garis Sekutu melintasi tanah tak bertuan, mengucapkan "Selamat Natal" dalam bahasa asli musuh mereka.
Awalnya, tentara Sekutu takut itu adalah tipuan, tetapi melihat Jerman tidak bersenjata mereka memanjat keluar dari parit mereka dan berjabat tangan dengan tentara musuh.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bertukar Hadiah dan Rokok
Orang-orang kemudian bertukar hadiah rokok dan puding plum serta menyanyikan lagu-lagu Natal.
Bahkan ada kasus didokumentasikan tentara dari sisi lawan memainkan permainan sepak bola yang bersahabat.
Apa yang disebut Gencatan Senjata Natal tahun 1914 datang hanya lima bulan setelah pecahnya perang di Eropa dan merupakan salah satu contoh terakhir dari gagasan ksatria yang ketinggalan jaman antara musuh dalam peperangan.
Pada tahun 1915, konflik berdarah Perang Dunia I meletus dalam semua kemarahan teknologinya, dan konsep Gencatan Senjata Natal lainnya menjadi tidak terpikirkan.
Advertisement