Sukses

Stasiun Ruang Angkasa China yang Nyaris Tabrak SpaceX, Tiongkok Kecam AS

Tiangong, stasiun ruang angkasa China yang baru, harus bermanuver untuk menghindari tabrakan dengan satu satelit Starlink pada bulan Juli dan Oktober lalu.

Liputan6.com, Jakarta - China pada Selasa (28/12) menuduh Amerika Serikat melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak aman di Ruang angkasa terkait dua persinggungan yang terjadi di antara stasiun Ruang angkasa China dan satelit yang dioperasikan SpaceX milik Elon Musk.

Tiangong, stasiun ruang angkasa China yang baru, harus bermanuver untuk menghindari tabrakan dengan satu satelit Starlink pada bulan Juli dan Oktober lalu, demikian menurut catatan yang disampaikan China kepada badan antariksa PBB bulan ini.

Catatan itu mengatakan insiden itu "merupakan bahaya bagi kehidupan atau keselamatan astronaut di Stasiun Ruang Angkasa China," demikian dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (30/12/2021).

Juru bicara Kementerian Ruang Negeri China Zhao Lijian dalam konferensi pers rutin pada Selasa (28/12) mengatakan “Amerika mengabaikan kewajibannya berdasarkan perjanjian internasional, menimbulkan ancaman serius bagi kehidupan dan keselamatan astronaut.”

Starlink, yang merupakan divisi SpaceX, mengoperasikan konstelasi hampir 2.000 satelit yang bertujuan menyediakan akses internet ke sebagian besar wilayah di bumi.

SpaceX adalah perusahaan swasta Amerika Serikat yang independen dan terpisah dari badan antariksa militer dan sipil NASA.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Tolak Tuduhan China

Tetapi dalam catatannya pada PBB, China mengatakan anggota-anggota Perjanjian Ruang Angkasa – yang merupakan dasar hukum Ruang angkasa internasional – juga bertanggung jawab atas tindakan entitas nonpemerintah mereka.

Berbicara pada wartawan, juru bicara Departemen Ruang Negeri Amerika Ned Price menolak menanggapi secara khusus tuduhan China tersebut.

“Kami telah mendorong semua negara yang memiliki program Ruang angkasa untuk menjadi aktor yang bertanggung jawab, untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan astronaut, kosmonaut, dan pihak lainnya yang mengorbit bumi atau yang berpotensi melakukan hal itu,” ujar Price.

SpaceX belum menanggapi permohonan untuk memberi pernyataan atas hal ini.

Menurut Jonathan McDowell dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, manuver mengelak untuk mengurangi risiko tabrakan di ruang angkasa menjadi lebih sering terjadi karena semakin banyak obyek memasuki orbit bumi.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Jurus NASA Cegat Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi