Sukses

7 Imbauan KBRI Kazakhstan untuk WNI di Tengah Situasi Darurat

Imbauan dari KBRI Kazakhstan untuk WNI di sana.

Liputan6.com, Nursultan - Situasi di Kazakhstan saat ini berstatus darurat karena demonstrasi rusuh menolak kenaikan harga bahan bakar LPG. Kendati demikian, Duta Besar RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan Fadjroel Rachman memastikan seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Kazakhstan dalam kondisi aman. 

"Bahwa 141 orang warga negara Indonesia yang ada di Republik Kazakhstan dan 3 orang warga negara Indonesia di Republik Tajikistan dalam keadaan aman," kata Fadjroel, Jumat (7/1/2022).

KBRI Kazakhstan pun merilis sejumlah imbauan untuk WNI yang meliputi:

1. Untuk selalu waspada dan berhati-hati

2. Menjauhi kerumunan 

3. Tidak bepergian ke luar rumah kecuali untuk hal-hal yang penting

4. Mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah setempat, menjaga ketertiban, dan tidak ikut dalam aksi-aksi massa yang dilakukan di wilayah setempat

5. Tidak memberikan komentar yang bersifat publik terhadap perkembangan situasi dalam negeri Kazakhstan.

6. Saling berkomunikasi dengan sesama WNI yang berada di hota/wilayah masing- masing;

7. Berkomunikasi dengan KBRI melalui grup WNI maupun jalur-jalur komunikasi yang memungkinkan untuk memberi updote kondisi masing-masing dan melaporkan hal-hal yang penting diketahui bersama.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Aksi Protes Bahan Bakar Naik

Untuk diketahui, saat ini salah satu negara penghasil minyak terbesar, yaitu Kazakhstan tengah menghadapi krisis. Aksi protes dari pengunjuk rasa atas naiknya harga bahan bakar. 

Aksi unjuk rasa tersebut juga terjadi di gedung-gedung pemerintah di negara tersebut.

Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev memberlakukan status keadaan darurat di kota terbesar negara itu, Almaty dan wilayah barat yang kaya minyak sejak Rabu (4/1).

Tokayev, dalam keterangannya pada Kamis, 6 Januari kemarin juga meminta bantuan militer aliansi Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) - yang berisi lima negara bekas Uni Soviet - untuk turun mengamankan situasi. Negara itu disebutnya telah terjerumus dalam kekacauan.

"Saya berniat untuk bertindak sekuat mungkin," kata Tokayev, dikutip dari AFP, Kamis, 6 Januari 2021.

"Bersama-sama kita akan mengatasi periode hitam ini dalam sejarah Kazakhstan," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron: