Liputan6.com, Jakarta - Jika kucing dan anjing dunia menghilang dalam semalam, jutaan orang akan meratapi teman berbulu mereka. Jika sapi potong tiba-tiba punah, akan menimbulkan krisis ekonomi di Amerika, Argentina, dan Australia.
Tetapi bagaimana jika semua dari 22 miliar ayam di Bumi menyerah pada momok seperti flu burung? Bagaimana umat manusia mengatasinya?
Advertisement
Baca Juga
Ini adalah eksperimen pemikiran yang jawabannya menunjukkan betapa peradaban manusia bergantung pada satu spesies.
Tanpa ayam, kita akan menghadapi "dunia yang kelaparan", kata Olivier Hanotte, ahli biologi molekuler di University of Nottingham, Inggris, yang telah mempelajari penyebaran ayam di seluruh dunia, demikian dikutip dari laman andrewlawler, Senin (10/1/2022).
Hampir sepertiga dari pasokan daging dunia dan hampir semua telurnya akan musnah. Pandemi COVID-19 dan kerusuhan bisa terjadi, melepaskan krisis dalam proporsi yang sangat besar.
Ini mungkin tampak tidak masuk akal. Tetapi sebagai sumber makanan yang ada di mana-mana dan lebih banyak lagi, ia telah ada di hampir setiap sudut keberadaan manusia.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berapa Jumlah Ayam yang Dimakan Manusia
Ikatan antara ayam-manusia adalah kisah kuno. Sekitar 3000 tahun yang lalu, orang Polinesia membawa ayam dalam ekspedisi mereka untuk menetap di pulau-pulau Pasifik.
Orang Yunani kuno menganggap ayam itu suci bagi dewa penyembuhan mereka, dan percaya bagian-bagiannya dapat menyembuhkan penyakit mulai dari luka bakar hingga mengompol bagi anak kecil.
Hari ini, tentu saja, ayam adalah sumber makanan utama. Dalam peran lain, jumlahnya sekarang sangat melimpah, melebihi jumlah gabungan semua babi dan sapi di planet ini.
Manusia melahap hampir 100 juta ton daging ayam dan lebih dari 1 triliun telur setiap tahun.
Advertisement