Liputan6.com, Jenewa - Varian virus corona Omicron yang sangat menular menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian Delta, tetapi tetap menjadi "virus berbahaya", terutama bagi mereka yang tidak divaksinasi, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (12/1).
Berbicara pada jumpa pers, direktur jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan lebih dari 90 negara belum memenuhi target vaksinasi 40 persen dari populasi mereka dan lebih dari 85 persen orang di Afrika belum menerima dosis tunggal. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (13/1/2022).Â
Advertisement
Baca Juga
"Kita tidak boleh membiarkan virus ini naik bebas atau mengibarkan bendera putih, terutama ketika begitu banyak orang di seluruh dunia tetap tidak divaksinasi," katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bahaya bagi yang Belum Vaksin
Dalam laporan epidemiologi mingguannya pada hari Selasa, WHO mengatakan kasus meningkat sebesar 55 persen, atau 15 juta, dalam seminggu hingga 9 Januari dari seminggu sebelumnya - sejauh ini kasus terbanyak dilaporkan dalam satu minggu.
 "Lonjakan besar dalam infeksi ini didorong oleh varian Omicron, yang dengan cepat menggantikan Delta di hampir semua negara," kata Tedros.
Tedros juga mengatakan mayoritas orang yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia dengan COVID-19 tidak divaksinasi dan jika penularan tidak dibatasi, ada risiko lebih besar dari varian lain yang muncul yang bahkan bisa lebih menular, dan lebih mematikan, daripada Omicron.
Advertisement