Liputan6.com, Ottawa - Serangan siber oleh peretas melanda Kementerian Luar Negeri Kanada pada minggu lalu.
Sebagian layanan masih belum dapat beroperasi kembali hingga kini, demikian disampaikan oleh pihak berwenang pada Senin 24 Januari 2022 tanpa membeberkan siapa yang menurut pihak pemerintah Kanada bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca Juga
Insiden peretasan ini terdeteksi pada Rabu 19 Januari lalu, sehari sebelum Jaringan Badan Intelijen Kanada mengatakan operator jaringan infrastruktur penting harus meningkatkan pertahanan mereka terhadap ancaman yang berasal dari pihak yang disponsori negara Rusia.
Advertisement
"Layanan penting sekarang dapat berfungsi. Beberapa akses ke internet dan layanan berbasis internet sekarang tidak beroperasi,” demikian pernyataan Dewan Keuangan, yang bertanggung jawab atas keseluruhan operasi pemerintah seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (25/1/2022).
"Tidak ada petunjuk bahwa departemen pemerintah lain terkena," demikian sambung pernyataan tersebut.
Sejauh ini belum ada rincian lain yang akan dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Kanada.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rusia Dalangnya?
Baik Dewan Keuangan maupun Kementerian Luar Negeri tidak memberi tanggapan ketika ditanya apakah aktor-aktor Rusia bertanggung jawab.
Kanada sendiri telah mengambil sikap garis keras sehubungan peningkatan aktivitas militer Rusia di wilayah perbatasannya dengan Ukraina.
Ottawa jarang berbicara tentang peretasan terhadap sistemnya. Pada 2011, pihak berwenang mengatakan, “aktor canggih yang disponsori oleh China” telah menyusup ke badan penelitian terkemuka. Beijing sendiri membantah hal itu.
Pada 2014, seorang mantan menteri kabinet Kanada mengatakan, operator China dicurigai telah melakukan peretasan ke dalam Dewan Keuangan dan Kementerian Keuangan pada 2011.
Advertisement