Liputan6.com, Beijing - Tes COVID-19 yang berulang kali dilakukan terhadap jutaan penduduk Beijing mulai menguji kesabaran sejumlah warga kota yang bersiap menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin itu.
Putaran ketiga tes massal untuk 2 juta penduduk distrik Fengtai, China dimulai pada Rabu (26/1). Warga terpaksa mengantre sementara berusaha bertahan mengatasi dinginnya udara yang berada di sekitar titik beku.
Advertisement
Baca Juga
Pengumuman resmi soal tes wajib di media sosial pada Selasa (25/1) malam memicu banyak kritik dari warga Fengtai keesokan paginya, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (26/1/2022).
“Saya rasa tes ini terlalu sering,” kata seorang perempuan yang hanya menyebut nama belakangnya, Ma. “Saya baru melakukannya kemarin dan diminta melakukannya lagi hari ini. Saya mengajukan pertanyaan kepada staf dan mereka berkata, 'Berdasarkan prinsip pengujian, setiap orang harus dites, lakukan saja karena Anda di sini.'”
Beijing melaporkan 14 kasus COVID-19 lokal baru dalam periode 24 jam terakhir, sehingga total kasus varian delta yang ada saat ini menjadi sekitar 50. Secara nasional, Komisi Kesehatan Nasional melaporkan 24 kasus baru yang diakibatkan transmisi lokal.
Jumlah itu kecil dibandingkan dengan yang dicatat negara-negara lain tetapi menjadi perhatian utama pemerintah yang dalam sembilan hari lagi menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Respons Cepat COVID-19
Beijing telah meningkatkan langkah-langkah respons pandemi yang sudah ketat di negara itu. Pengujian massal dilakukan berulang kali, dan pemerintah setempat mengumumkan pekan ini bahwa siapa pun yang membeli obat untuk demam, sakit kepala, atau gejala flu lainnya harus mengikuti tes COVID-19 dalam waktu 72 jam.
''Ini tidak nyaman, tetapi kita harus bekerja sama dengan kebijakan apa pun yang dibuat oleh pemerintah,'' kata Zhang Jianping, seorang penjual di sebuah pusat perbelanjaan, tentang persyaratan baru terkait obat-obatan flu. ''Kita harus melindungi diri dari flu agar tidak menjadi beban negara.''
Seluruh warga distrik Fengtai, di mana setengah dari kasus di Beijing telah ditemukan, sedang dites untuk ketiga kalinya sejak akhir pekan lalu. Beberapa area di distrik tersebut telah di-lockdown. Warga tidak diizinkan meninggalkan kompleks perumahan atau lingkungan mereka.
Sekitar 90 orang yang menulis komentar di situs pemerintah yang mengumumkan tes massal itu menyampaikan keluhan mereka. Beberapa di antara mereka mengatakan, pengujian yang sering membuang-buang sumber daya, mengganggu pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, dan membebani petugas kesehatan dan pejabat masyarakat.
Advertisement