Sukses

Viral Video Wanita di Gubuk Dirantai Bikin Marah Netizen China

Video seorang ibu dari delapan anak yang dikurung di sebuah gubuk desa dengan rantai di lehernya telah memicu kemarahan dan keterkejutan di China.

Liputan6.com, Xuzhou - Sebuah video seorang ibu dari delapan anak yang dikurung di sebuah gubuk desa dengan rantai di lehernya telah memicu kemarahan dan keterkejutan di China.

Video di akun TikTok Douyin diambil oleh seorang pria yang mengunjungi wanita itu, dan tampak terkejut dengan apa yang dilihatnya. Setelah membawakan pakaian hangatnya, dia menanyakan beberapa pertanyaan tapi dia tidak bisa menjawab dengan benar.

Seperti dikutip dari laporan CNN, Selasa (1/2/2022), video tersebut menjadi viral, dengan netizen China yang menuntut pihak berwenang turun tangan untuk membantunya.

Banyak juga yang membahas pelecehan perempuan dan hak-hak mereka yang terbatas di daerah pedesaan China, dan mempertanyakan keadaan di mana wanita di Xuzhou, Provinsi Jiangsu timur melahirkan delapan anaknya.

Mereka bertanya bagaimana hal ini luput dari perhatian otoritas setempat, mengingat pembatasan keluarga berencana yang ketat di China.

Dalam video yang beredar tersebut, si wanita terlihat linglung dan tidak dapat memahami pertanyaan dari vlogger, yang berulang kali menanyakan apakah dia merasa kedinginan. Padahal dia hanya mengenakan pakaian tipis meskipun suhu musim dingin saat itu membekukan.

Sejak diposting pada Jumat 28 Januari 2022, video tersebut telah memicu diskusi panas tentang perdagangan manusia di daerah pedesaan China yang miskin - meskipun hanya ada sedikit detail yang tersedia tentang kasus khusus ini.

Banyak netizen membandingkannya dengan film China tahun 2007 Blind Mountain, yang menceritakan kisah seorang wanita muda yang diculik dan dijual sebagai budak.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Kritik ke Pejabat

Pihak berwenang mengeluarkan pernyataan pada Jumat 28 Januari, yang menolak spekulasi tentang penculikan. Mereka mengidentifikasi wanita itu dengan nama belakangnya, Yang, dari Feng County Huankou Township.

Mereka mengatakan dia telah menikahi suaminya, yang diidentifikasi sebagai Tuan Dong pada tahun 1998, dan telah didiagnosis dengan penyakit kesehatan mental. Keluarganya telah memberi tahu pihak berwenang setempat bahwa Yang sering mengalami ledakan emosi dengan kekerasan.

Tetapi tanggapan dari pejabat selanjutnya membuat marah netizen yang mengkritik pihak berwenang karena tidak menangani masalah penahanannya, penggunaan rantai, dan kesejahteraannya secara keseluruhan. Itu mendorong pernyataan kedua dari pihak berwenang pada Minggu 30 Januari, yang berisi lebih banyak informasi tentang sejarah keluarga wanita itu.

Para pejabat mengatakan mereka sekarang sedang menyelidiki suaminya.

"Dong (sang suami) diduga melanggar hukum. Otoritas keamanan publik telah meluncurkan penyelidikan ke dalamnya," kata pernyataan itu, menurut laporan media lokal.

Mereka menambahkan bahwa Yang sekarang berada di rumah sakit untuk perawatan dan anak-anaknya telah dibawa ke perawatan negara. Para pejabat mengatakan dia baru-baru ini didiagnosis menderita skizofrenia.

Namun, kemarahan publik atas situasi tersebut belum mereda dengan warganet yang menuntut otoritas lokal mengambil tanggung jawab yang lebih besar.

"Dia adalah manusia, bukan objek. Setelah memiliki delapan anak selama 20 tahun, dia baru ditemukan hari ini? Tidak ada departemen pemerintah dan badan peradilan yang terlibat yang tidak bersalah," tulis seorang pengguna.

Diskusi online tentang kasus tersebut telah disensor secara ketat sejak kasus tersebut berkobar pada hari Jumat. Pihak berwenang telah menghapus banyak posting yang membahas perdagangan manusia dan menyensor satu frasa topik utama Xuzhou Eight Children (Delapan Anak Xuzhou).

Tapi tetap mempertahankan topik "Authorities Statement published re Xuzhou Feng County Woman with 8 Kids" yang dilihat lebih dari 190 juta kali dan 56.000 komentar hanya pada Senin 31 Januari. Sebagian besar diskusi bersifat kritis terhadap tanggapan pejabat lokal.

 

3 dari 3 halaman

Infografis 5 Cara Tidak Tertular COVID-19 dari Orang Tanpa Gejala