Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Jerman Ina Lapel menjadi sorotan usai memberikan dukungan atas dibukanya museum holocaust di Minahasa. Kedubes Jerman menyebut museum ini adalah yang pertama di Asia Tenggara dan berharap anak-anak muda bisa berkunjung.
Holocaust pada konteks ini mengacu pada pembantaian kelompok Yahudi yang dilakukan partai Nasional Sosialisme (Nazi) pada perang dunia kedua. Pasukan Nazi melakukan pembantaian dengan beragam cara tidak manusiawi, termasuk dengan gas beracun.Â
Advertisement
Baca Juga
Dukungan dubes Jerman mendapat protes dari DPR, akan tetapi Kementerian Luar Negeri menyebut seorang dubes memiliki hak untuk melakukan kunjungan di wilayah kerja masing-masing.
"Duta besar asing, sebagaimana duta besar Indonesia di luar negeri, dapat melakukan kunjungan ke negara arkeditasinya sesuai dengan kepentingan bilateral negara tersebut," ucap juru bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah, dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/2/2022).
"Dia dapat melakukan kunker atau apapun itu ke berbagai wilayah kerja mereka," tambah Faiza.Â
Kemlu pun berkata bahwa isu museum holocaust ini lebih tepat ditanyakan ke pihak berwenang di sektor kebudayaan dan pemda setempat.Â
"Museum ini lebih tepat atau lebih cocok ditanyakan ke instansi yang menangani aspek-aspek kebudayaan, edukasi, dan lain-lain, dan di sisi lain tentunya yang lebih bisa menjelaskan atau menjadi sumber informasi yang lebih tepat adalah pemerintah daerah," jelas Faiza.
Liputan6.com telah menghubungi Kedubes Jerman di Jakarta untuk meminta keterangan, namun belum diberikan respons.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengenang Holocaust
Pada sebuah video di Twitter resmi Kedutaan Besar Jerman, Dubes Ina Lapel menampilkan dirinya hadir di pembukaan museum holocaust di Minahasa. Tanggalnya bertepatan dengan Hari Peringatan Holokaus Internasional pada 27 Januari.
Ia menyebut museum ini adalah yang pertama di Asia Tenggara.
"Museum sejenis ini dibuka untuk pertama kalinya di Asia Tenggara atas inisiatif komunitas Yahudi di sini," jelas Dubes Lepel.
Ia berkata negaranya berkomitmen melawan rasisme, anti-semitisme, dan segala jenis bentuk intoleransi.
Kedubes Jerman pun berjanji akan terus mengajak dunia untuk mengingat kejahatan luar biasa yang terjadi saat holocaust.
"Jika tidak, kita berisiko mengulangnya lagi. Namun, jika kita ingat, kita bisa waspada," jelasnya.
Advertisement