Liputan6.com, Jakarta - Sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 55.000 lainnya mengungsi setelah Topan Batsirai menghantam pantai timur Madagaskar, kata para pejabat.
Badai tropis itu melemah dengan cepat saat bergerak ke barat daya melintasi pulau itu, menghilangkan ibu kota Antananarivo dan menimbulkan sedikit risiko ke daerah lain kecuali hujan lebat, kata departemen meteorologi nasional. Demikian seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (8/2/2022).
Batsirai, topan terbesar kedua di Afrika selatan tahun ini, diperkirakan akan menghilang lebih jauh saat keluar dari Madagaskar dan seharusnya tidak menimbulkan risiko serius bagi Mozambik, kata departemen cuaca.
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Rehabilitasi
Para pejabat di Madagaskar sedang bekerja untuk menangani kerusakan yang disebabkan oleh Batsirai.
Presiden Andry Rajoelina telah mengunjungi kota Mananjary untuk melihat kehancuran badai dan upaya bantuan.
Batsirai menghancurkan sekitar 3.000 tempat tinggal dan gedung-gedung pemerintah dan membanjiri 5.700 lainnya di Mananjary dan kota-kota terdekat, kata para pejabat.
“Hal pertama yang dilakukan pemerintah adalah melihat bagaimana memperbaiki dan merehabilitasi gedung administrasi, memprioritaskan pusat kesehatan dan rumah sakit,” Jenderal Elack Andriankaja, direktur jenderal Badan Nasional Penanggulangan Risiko dan Bencana, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press.
“Banyak gedung administrasi yang hancur total di wilayah ini, dan khususnya di Mananjary,” katanya.
Advertisement