Sukses

AS Setujui Penjualan Sistem Pertahanan Rudal Senilai Rp 1,43 Triliun ke Taiwan

China mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan telah meningkatkan tekanan di pulau itu sejak Tsai Ing-wen pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2016.

Liputan6.com, Taipei - Amerika Serikat menyetujui kontrak penjualan senjata senilai US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,43 triliun dengan Taiwan. Tujuannya untuk meningkatkan sistem pertahanan rudal Taiwan di tengah meningkatnya ketegangan dengan China.

Seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Selasa (8/2/2022), dana tersebut akan digunakan untuk "mendukung, memelihara, dan meningkatkan" sistem pertahanan rudal di Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri itu, kata Pentagon, Senin 7 Februari.

Sebuah pernyataan dari Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) mengatakan pihaknya telah menyampaikan sertifikasi yang diperlukan yang memberi tahu Kongres setelah persetujuan Departemen Luar Negeri untuk penjualan tersebut, yang diminta kedutaan de facto Taiwan di Washington.

Peningkatan ke Sistem Pertahanan Udara akan "membantu meningkatkan keamanan penerima dan membantu menjaga stabilitas politik, keseimbangan militer, ekonomi dan kemajuan di kawasan," kata DSCA dalam sebuah pernyataan.

"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," ujar badan tersebut.

China mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan telah meningkatkan tekanan di pulau itu sejak Tsai Ing-wen pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2016.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Tekanan Beijing ke Taipei

Beijing tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk merebut kembali Formosa dan telah berulang kali melakukan serangan udara ke zona Taiwan -- zona pertahanan. Kementerian luar negeri Taiwan mengatakan "sangat menyambut" keputusan AS.

"Dalam menghadapi ekspansi militer China yang berkelanjutan dan tindakan provokatif, negara kami akan menjaga keamanan nasionalnya dengan pertahanan yang solid, dan terus memperdalam kemitraan keamanan yang erat antara Taiwan dan Amerika Serikat," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan, keputusan untuk mendapatkan rudal yang lebih baru dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat AS. Seperti kebanyakan negara, AS tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi Washington terikat oleh hukum untuk menyediakan pulau itu sarana guna mempertahankan diri.

Tsai bekerja untuk memodernisasi militer Taiwan guna meningkatkan kapasitasnya untuk 'perang asimetris', yang dirancang untuk membuat serangan China lebih sulit dan mahal.

3 dari 3 halaman

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?